Page 54 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 54

Banyaknya penelitian tentang penemuan dan perkembangan
            obat  baru,  mengaharuskan  kita  untuk  selalu  berinovasi  dalam
            menemukan  formulasi  dengan  rute  pengobatan  yang  tepat
            sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat. Ada berbagai
            faktor  yang  perlu  diperhatikan  untuk  menjadikan  obat  tersebut
            dalam formulasi sediaan yang tepat. Arah perkembangan formulasi
            obatnya adalah apakah obat tersebut memiliki sifat hidro ilik atau
            hidrofobik, karena obat harus memilki efek yang diharapkan sesuai
            dengan  kandungan  obat  tersebut.  Hal  terpenting  dalam  proses
            obat mencapai target adalah Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan
            Ekskresi (ADME).

                 Fokus tinjauan ini adalah pada formulasi obat oral yang harus
            melewati  saluran  gastrointestinal,  obat  yang  terabsorbsi  pada
            saluran  gastrointestinal  akan  masuk  dalam  pembuluh  darah  dan
            didistribusikan ke seluruh tubuh, obat akan dimetabolisme di hati,
            dimana  sejumlah  obat  akan  dihancurkan  oleh  enzim  metabolik
            (First Past Effect),  selanjutnya  metabolit  obat  akan  dikeluarkan
            melalui  faces,  urine  dan  keringat.  Faktanya,  sebagian  besar  obat
            yang baru ditemukan memiliki kelarutan dalam air yang buruk. Hal
            ini disebabkan pada membran gastrointestinal memiliki komponen
            lipo ilik, obat yang memiliki sifat hidrofobik dapat dengan mudah
            terabsorbsi melalui membran gastrointestinal. Namun obat memiliki
            faktor penting dalam meningkatkan kelarutan yang disebut dengan
            bioavailabilitas.   Kelarutan  obat  akan  mempengaruhi  kecepatan
            absorbsi dari suatu obat dalam cairan gastrointestinal. Daya absorbsi

            obat yang rendah dapat disebabkan oleh laju disolusi rendah yang
            dimiliki  suatu  obat,  sehingga  akan  menghasilkan  bioavailabilitas
            yang  rendah  pula.  Untuk  mengatasi  masalah  tersebut  dapat
            dilakukan  dengan  beberapa  metode  yaitu  pembentukan  prodrug,
            kompleksasi,  mikrokapsulasi,  penggunaan  surfaktan,  lemak,
            mikronisasi,  pembentukan  garam,  nanopartikel,  siklodekstrin  dan





            46      BIOPOLIMER  KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM  FORMULASI OBAT
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59