Page 62 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 62
meningkatkan laju disolusi dan bioavailabilitas obat.
2. Peningkatan Wettability.
Dispersi padat dapat memperbaiki kemampuan
keterbasahan obat dengan atau tanpa aktivitas
permukaan bahan pembawa (campuran pembawa/
surfaktan yang digunakan), sehingga dapat mempe-
nga ruhi pro il kelarutan obat (disolusi obat).
3. Peningkatan derajat porositas partikel.
Derajat porositas tergantung pada sifat bahan
pembawa, bahan pembawa polimer linier meng hasil-
kan partikel yang lebih besar dan derajat porositas
yang lebih tinggi (lebih berpori) daripada dispersi
padat yang mengandung bahan pembawa polimer
retikuler. Derajat porositas partikel yang tinggi pada
dispersi padat dapat mempercepat pro il pelepasan
obat dan bioavailabilitas obat yang sukar larut dalam
air.
4. Obat dalam bentuk amorf.
Obat dalam bentuk amorf memiliki kelarutan lebih
tinggi dari bentuk kristal yang sukar larut dalam air.
Peningkatan pelepasan obat dapat dicapai dengan
menggunakan obat dalam bentuk amorf, karena tidak
ada energi yang dibutuhkan untuk memecah kristal
obat selama proses kelarutan.
2. Keterbatasan Dispersi Padat
Keterbatasan utama dari sistem dispersi padat adalah
ketidakstabilan obat dalam sistem dispersi padat yang meliputi stabilitas
isik dan kimiawi obat dan bahan pembawa, proses pembuatan, sifat
isikokimia yang dapat direproduksi, formulasi dispersi padat ke dalam
bentuk sediaan dan scale up proses manufaktur. Beberapa pertimbangan
54 BIOPOLIMER KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM FORMULASI OBAT