Page 187 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 187

dan kedokteran seperti Sekolah Dokter Jawa dan STOVIA,

            menghasilkan  banyak  lulusan  yang kemudian  menjadi  sosok
            pembaharu, penggerak dan pendorong ke arah emansipasi dan
            pergerakan nasional. Kesempatan dan peluang itu muncul ketika
            pencanangan Politik Etis di Hindia Belanda yang berlandaskan

            pada  suatu  Hutang  Budi (Eereschuld) pada  awal  abad  ke-20
            sebagai manifestasi  dari perkembangan  dan tuntutan zaman
            terhadap pengelolaan wilayah koloni dan kolonialisme.
                   Berawal  dari pembentukan suatu organisasi sukarela

            yang modern, yaitu Boedi Oetomo, para elite baru berpendidikan
            Barat itu memulai suatu lembaran sejarah yang berbeda dengan
            masa sebelumnya.  Perjuangan untuk melawan  belenggu
            penjajahan,  ketidakadilan  dan eksploitasi  tidak lagi melalui

            perlawanan bersenjata, melainkan dengan cara tanpa kekerasan
            (non violence)  melalui  gerakan  sosial  modern  seperti  rapat
            umum penyampaian  pendapat, pengerahan massa unjuk rasa,
            pemogokan, surat menyurat, memakai sarana pers walau masih

            muncul  pemberontakan  seperti  pada tahun 1926. Cakrawala
            politik kolonial diwarnai oleh gegap gempita pergerakan nasional
            yang dapat dipilah menjadi gerakan bekerjasama (koperatif) dan
            tidak bekerjasama (non koperatif) dengan pemerintah kolonial

            Hindia Belanda.


            B. Suwardi Suryaningrat
                   Perjuangan Suwardi kerap dibatasi dan hanya merujuk

            pada gerakan pendidikan melalui organisasi dan sekolah Taman

                               Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi  187
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192