Page 190 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 190
Belanda yang hendak berkuasa selama mungkin. Persaingan
kapitalisme modern sejak Revolusi Industri menjadikan daerah
dan kekuasaan penjajahan menjadi penting, sebagai pemasok
bahan baku dan pasar hasil produksi negeri induk. Seraya
itu pula, gagasan tentang pembaharuan ikatan dan hubungan
kolonial pun muncul dan berkembang di lingkungan negeri
induk.
Gagasan bangsa Hindia, yang dicetuskan oleh Ernst
Douwes Dekker seorang cucu keponakan Eduard Douwes
Dekker yang menulis karya Max Havelaar dengan nama
samaran Multatuli yang sempat menggemparkan dunia
Eropa karena mengungkapkan skandal eksploitasi kolonial
Hindia Belanda, dari keturunan campuran Eurasian atau
Indo, berkembang di tengah-tengah masyarakat kolonial yang
terfragmentaris berdasarkan kedudukan dan kepentingan yang
tidak hanya saling berbeda, bahkan pula bertentangan dalam
lingkup hegemoni dan keistimewaan (privileges). Awalnya,
gagasan persatuan politik itu mendapat sambutan di berbagai
kalangan dan lapisan masyarakat kolonial, termasuk dari
sebagian kelompok Eropa dan Indo (Eurasia), dan juga dari
kelompok Cina dan Bumiputra. Namun, gagasan untuk menarik
kalangan elite Eropa, sebagaimana sempat mencuat di balik
gagasan mempersatukan dari gerakan Boedi Oetomo, cenderung
memperlihatkan kegagalan dan penolakan. Alasan utamanya
adalah mereka tidak merasa nyaman dan tidak siap untuk hidup
190 Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi