Page 188 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 188

Siswa. Pendapat ini tidaklah keliru. Taman Siswa menorehkan

            goresan jejak-jejak  perjuangan  yang penting  pada masa
            pergerakan  nasional  dan di masa selanjutnya.  Kenji Tsuchiya
            (1987: xi) menggambarkannya  sebagai  berikut:  “The leader
            of Taman Siswa was Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, the

            principal founder of the original school, who in 1928 took the
            name Ki Hadjar Dewantara. During the 1930s his reputation
            grew, and during the Japanese military administration he was
            recognized, along with Sukarno, Hatta, and the Muslim leader

            Kyai Haji Mansur, as one of the four outstanding leaders of the
            Indonesian people.  With the establishmen of the independent
            Republic of Indonesia, Dewantara, became minister of education
            in the first cabinet, and to later governments he served as chief

            adviser on educational matters. He died at age seventy on 26
            April 1959; in November of the same year he was proclaimed a
            national hero, and a month later his birthday, may 2, was declared
            National Education Day (Hari Pendidikan).” Memang, sosok

            pahlawan nasional itu lebih dikenal sebagai tokoh pendidikan,
            yang kerap menyaput perjuangan, kiprah dan sumbangsihnya
            dalam perkembangan politik nasional.
                   Ketika Boedi Oetomo dibentuk, sebagai perkumpulan

            sukarela modern awal di Hindia Belanda,  ia pun menjadi
            anggotanya  walau tidak berlangsung lama  dan tidak
            memperlihatkan jejak dan sentuhan yang membawa perubahan
            signifikan. Juga, sebagai anggota dan pengurus Sarekat Islam,

            rekam jejak kiprahnya tidak memperlihatkan  sumbangsih

            188     Sekilas Tentang Langkah Perjuangan Soewardi
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193