Page 66 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 66

dalam agama. Hal ini diketahui dari semboyan tersebut. Tunggal
            berarti juga satu, di sini dicantumkan dalam arti mistis kata itu.

            Semua ini selanjutnya  bisa dijelaskan  dari kenyataan  bahwa
            para pendiri Taman Siswo tanpa terkecuali adalah sosok agamis.
                    Taman Siswo  memiliki  visi    bahwa  hanya  ada
            perkembangan alami apabila anak dididik:
            *  Sesuai dengan kondisi alam materi;
            *  Atas dara bakat alamnya;
            *  Sesuai kondisi alamnya;

                   Dalam  alam,  pusat pendidikan  utama  terletak  pada
            keluarga. Ayah dan ibu merupakan pendidik anak yang paling
            utama. Suatu pandangan alami tertentu untuk mendidik selalu
            terpusat pada ayah atau ibu. Pandangan ini menjadikan keluarga
            sebagai  pusat pendidikan  alami.  Pandangan ini  menghendaki
            sistem among dialihkan kepada Paguron, di sekolah. Dari sana
            Taman Siswo  dalam organisasinya tampil  sebagai “keluarga
            besar dan suci”.  Keluarga ini  pada  dasarnya  berbeda  dari
            keluarga alami.

                    Keluarga alami  didasarkan pada hubungan darah.
            Taman Siswo didasarkan sebagai “keluarga” atas hubungan roh.
            Hubungan roh di sini menunjukkan bahwa di Taman Siswo orang
            bisa saling merasa dirinya sebagai saudara, atas dasar kenyataan
            bahwa orang menganut ide yang sama. Juga hubungan keluarga
            yang membuat hubungan antara majikan dan pekerja tidak dapat
            diterima di Taman Siswo. Sebagai anggota dari keluarga yang

            sama, orang berjuang demi tujuan yang sama, dan untuk gagasan
            yang  sama.  Sewajarnya  ada  kepemimpinan,  seperti  dalam


            66      Prinsip Pendidikan Taman Siswo
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71