Page 29 - Logika Matematika
P. 29

Perhatikan dua pernyataan yang mengandung kuantor eksistensial berikut.

                    1. Ada pria yang menyukai sepak bola.
                    2. ∃    ∈    ∋ 2   = 1.

               Negasi dari pernyataan pertama (a) adalah “Tidak ada pria yang menyukai sepak bola”, atau

               “Semua pria tidak menyukai sepak bola”. Negasi dari pernyataan kedua (b) adalah “Tidak
               benar bahwa ∃    ∈    ∋ 2   = 1”, atau dengan kalimat lain “∀    ∈   , 2   ≠ 1. Secara umum

               ingkaran kuantor eksistensial adalah sebagai berikut:
                                           ➢  Ingkaran dari (ada atau terdapat) (p) adalah (semua) (~p),

                                           ➢  Ingkaran dari (∃  ) ∋   (  )) adalah (∀  )(~  (  ))

                              ~(∃  ) ∋   (  )) ≡ (∀  )(~  (  ))


               5.5  Penarikan Kesimpulan
                       Logika berkenaan dengan penalaran yang dinyatakan dengan pernyataan verbal. Suatu

                diskusi  atau  pembuktian  yang  bersifat  matematik  atau  tidak,  terdiri  atas  pernyataan-

                pernyataan  yang  saling  berelasi.  Biasanya  kita  memulai  dengan  pernyataan-pernyataan
                tertentu  yang  diterima  kebenarannya  dan  kemudian  berargumentasi  untuk  sampai  pada

                konklusi (kesimpulan) yang ingin dibuktikan. Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk
                menarik  suatu  kesimpulan  disebut  premis,  sehingga  suatu  premis  dapat  berupa  aksioma,

                hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang yang dimaksud
                dengan  argumen  adalah  kumpulan  kalimat  yang  terdiri  atas  satu  atau  lebih  premis  yang

                mengandung  bukti-bukti  (evidence)  dan  suatu  (satu)  konklusi.  Konklusi  ini  selayaknya

                (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
                     Kita  akan  mempelajari  bagaimana  menarik  kesimpulan  secara  sah!  Kesimpulan  atau

               konklusi ditarik dari beberapa pernyataan yang diasumsikan benar terjadi. Asumsi-asumsi ini
               disebut  premis.  Jika  implikasi  dari  konjungsi  premis-premis  dengan  konklusi  merupakan

               tautologi maka dikatakan kesimpulan yang diambil sah (valid). Sebaliknya, jika premis-premis
               tidak memberikan cukup informasi untuk  mendukung kesimpulan yang diambil, dikatakan

               penarikan kesimpulan tidak valid. Kita akan mempelajari 3 prinsip dalam menarik kesimpulan

               yang sah, yaitu: (1) Prinsip Modus Ponnens, (2) Prinsip Modus Tollens, dan Prinsip silogisme.
               1.  Prinsip Modus Ponnens

                    Penarikan kesimpulan paling sederhana dan klasik menggunakan prinsip modus ponens
               dan prinsip modus tolens. Prinsip modus ponens mengatakan “jika p terjadi maka q terjadi, dan

               ternyata p terjadi. Menurut asumsi kita, disimpulkan “q terjadi”. Sahnya prinsip modus ponens





                                                                                                       28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34