Page 118 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 118

kecewa dan terluka. Sarah hanya bisa mengelus pundak
            saya, mencoba menenangkan saya.

            “Seharusnya  saya  bertindak  lebih  cepat,  Ra…tidak
            mengabaikan  begitu  saja  semua  tanda-tanda  fisik  Rere
            yang saya lihat sejak awal…”

            “Udah,  Do…Ini  sudah  dua  bulan,  kamu  masih
            meratapinya…life must go on…” kata Sarah.

            “Saya masih belum bisa  ikhlas, Ra…” kata saya sambil
            terisak.

            “Ah…maaf…”      suara   itu   tiba-tiba   membuyarkan
            percakapan saya dan Sarah.


            “Anda bisa keluar dulu ya,” kata Sarah kepada pria itu.

            “Saya ingin bertemu dokter Aldo…ini tentang Rere…” kata
            pria itu.


            Saya  bergegas  menyeka  air  mata  saya,  membersihkan
            wajah  saya  dengan  tisu,  kemudian  memberanikan  diri
            saya  untuk  melihat  pria  itu.  Pria  berambut  pendek,  di
            kedua telinganya tampak bekas tindik, dan mengenakan
            kemeja  lengan  panjang  berwarna  putih  rapi,  dengan
            celana panjang kain berwarna hitam dan sepatu pantovel
            hitam.

            Entah siapa pria ini. Sarah memegang pundak saya, tapi
            saya memberi mengangguk saja, memberi isyarat bahwa


                                     116
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123