Page 169 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 169

terbangun dari tidurnya dan menemukan hal mengejutkan
            tentang bapaknya yang pernah bercumbu dengan sesama
            laki-laki!

            Akhirnya aku putuskan beranjak dan memberanikan diriku
            melangkah ke luar rumah. Sempat aku berhenti sejenak di
            depan pintu rumahku sendiri. Apakah ini keputusan yang
            tepat?

            Perlahan  tanganku  meraih  gagang  pintu  dan  sambil
            menghela napas, kakiku mulai melangkah keluar. Hari itu,
            aku  pergi  meninggalkan  rumah  dan  bertekad  untuk
            kembali  ketika  aku  sudah  benar-benar  menjadi  diriku
            sendiri  lagi.  Pertanyaan  besar  yang  mengganjal  di
            benakku hanya satu : bagaimana selanjutnya?

                                     *

            Kakiku  mulai  terasa  pegal.  Aku  berjalan  sekitar  hampir
            sejam,  meratapi  perbuatanku  sendiri.  Tiba-tiba  perutku
            berbunyi  keroncongan.  Lapar  di  saat  seperti  ini
            merupakan hal yang aneh. Seharusnya aku  masih larut
            dalam kesedihanku, penyesalanku.

            Lucunya  lagi,  ketika  tidak  jauh  di  seberang  jalan,  ada
            sebuah kedai makanan yang buka. Pengunjungnya cukup
            ramai.  Sepertinya  tidak  ada  meja  yang  kosong,  aku
            melihat ke sekitarnya, deretan meja bulat, kemudian meja
            persegi, dan sepertinya ada yang kosong, aku bergegas
            menghampirinya.

            “Aku boleh duduk di sini duluan!” kata perempuan itu, yang
            tiba-tiba juga ternyata berdiri di dekat meja tersebut.


                                     167
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174