Page 167 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 167
“Belakangan ini, kamu terlihat tidak bersemangat, mas.
Kadang aku pikir mas itu pikirannya tidak ada di sini.
Seperti sedang memikirkan sesuatu atau seseorang yang
lain,” kata istriku.
“Aku mungkin cuma capek saja dengan kerjaan, sayang,”
balasku.
“Tidak, mas. Aku tahu betul sifatmu itu. Firasat seorang
istri tidak pernah salah, mas,” kata istriku lagi.
“Aku baik-baik saja, sayang,” jawabku.
Tetapi istriku mengambil telepon genggamnya dan
membuka sesuatu di situ, lalu menunjukkannya kepadaku.
Sekumpulan foto yang memperlihatkan aku sedang
bercumbu mesra dengan Edrick. Ibarat petir menyambar
di siang bolong, aku spontan merampas telepon genggam
itu dari tangannya dan membantingnya ke lantai.
“Sebenarnya aku memilih diam saja, mas, pas dikirimkan
foto-foto ini. Tetapi mas seperti bukan lagi diri mas yang
aku kenal. Sepertinya sejak kejadian itu, perasaan mas
berubah. Mas seperti tidak pernah ada di sini. Pikiran
mas….” Perkataan istriku segera aku sela dengan
menutup mulutnya.
“Ini tidak seperti yang kamu kira, sayang,” kataku.
“Aku khilaf sesaat dan sama sekali tidak berniat
melanjutkan apa-apa dengan dia.”
165