Page 162 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 162

Why don't we hold each other
                      Use each other, whisper pretty lies

                               Just for tonight
                     Let's love like there's no goodbyes….

            Aku  berbaring  memeluk  guling  seerat  mungkin,  larut
            dalam  lagu  tersebut.  Di  kepalaku  semua  jejak  tentang
            upaya  Karlos  merebut  hatiku  tidak  hentinya  kembali,
            menghantuiku dengan perasaan bersalah dan menyesal.

            Andai  saja  aku  bisa  memutar  waktu  kembali,  ke  hari  di
            mana  ego  tidak  lebih  menguasai  diriku,  dan  merespon
            semua upaya Karlos dengan kata ‘iya’. Aku memejamkan
            mata,  berharap  semuanya  lewat  seiring  waktu  nanti.
            Entah  kenapa,  sebuah  pertanyaan  muncul  di  benakku,
            membuatku  gelisah,  karena  aku  sungguh  tidak  tahu
            jawabnya. Selanjutnya bagaimana?

                                     *

            Alfon

            Hal paling menakutkan dalam hidupku baru saja terjadi.
            Aku  baru  saja  merasakan  bibirku  dikecup  oleh  seorang
            laki-laki, mengingkari semua logikaku tentang dunia yang
            normal.  Celakanya  lagi,  aku  adalah  seorang  suami
            sekaligus ayah dari dua anak yang masih berusia belia, 5
            dan 6 tahun. Dan sedikitpun aku tidak pernah merasakan
            apa-apa  terhadap  laki-laki  yang  masih  berdiri  di
            hadapanku ini, sampai akhirnya ciuman tadi.

            Namanya Edrick, berusia jauh lebih muda dariku, terpaut
            sekitar sepuluh tahun. Kami bisa akrab karena dia ikut di
                                     160
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167