Page 200 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 200

Tepat jam 12  malam, sepintas saya  menengok ke arah
            jam  dinding  yang  tergantung  tidak  jauh  di  atas  pintu.
            Mereka  mulai  menyanyikan  lagu  ucapan  selamat  ulang
            tahun  kepada  saya.  Suara  mereka  terdengar  begitu
            merdu,  dan  perasaan  haru  bercampur  bahagia  hadir
            mengisi jiwa dan raga saya.


            “Tiup lilinnya, Rico,” kata Dini sambil disahuti yang lainnya.

            “Make a wish, kak,” kata Lia dan Agnes.

            Saya menatap mereka semua sambil tersenyum bahagia,
            lalu memejamkan mata saya, mengucapkan permintaan
            saya, kemudian dalam hitungan tiga…dua…satu…. Saya
            meniup lilin di kue itu.

            Mereka semua bersorak gembira. Ya, inilah kebahagiaan
            yang disebut berulang tahun itu, satu hari di mana saya
            mengenang  bagaimana  saya  lahir  ke  dunia  ini.  Apakah
            permintaan  saya?  Sederhana,  saya  ingin  menemukan
            tujuan  hidup  saya  dan  menjadikan  hidup  saya  lebih
            bermakna. Saya tidak ingin melewati hidup saya dengan
            penyesalan.

            Dan  sekarang  saya  tahu  apa  kado  ke-dua  dari  Azrael.
            Kado ke-dua nya adalah mereka, orang-orang yang ada
            di dalam hidup saya. Kado ini yang paling istimewa, untuk
            mengingatkan  bahwa  saya  tidaklah  sendirian  menjalani
            hidup saya. Dan dua kado ini adalah hal paling berharga
            yang  pernah  dihadiahkan  Tuhan  untuk  saya.  Terima
            kasih, Azrael. Terima kasih, Tuhan. Hidupku  luar biasa,
            kata saya dalam hati sambil tersenyum bahagia.


                                     198
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205