Page 240 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 240

bintang-bintang,  serta  bulan  sabit  telah  setinggi  hampir
            tepat di atas kepala.

            “Iya, sayang,” jawabku.

            “Perhatiin  gak,  bintangnya  kadang  seperti  berkedip,
            seperti sedang mencoba berbicara dengan kita?”


            “Kode rahasia dari  bintang? Menurutmu  bintang-bintang
            itu  mungkin  sesungguhnya  adalah  rumah  dari  makhluk
            luar angkasa yang menghuni semesta ini?”


            “Ah,  mas  Rio,  gak  ada  romantisnya.  Kok  malah  jadi
            ngomong soal alien,” katanya sambil tertawa cekikikan

            “Ih,  gitu  aja  ngambek,  sayang,”  kataku  sambil  meraih
            tangannya, menggenggamnya erat.

            “Jangan  pegang-pegang  di  sini,  mas,  sebentar  dilihatin
            sama pengurus panti dan anak-anak yang lain,” katanya
            sambil terlihat risih, ditepisnya genggamanku.

            “Mereka  semua  kan  sudah  tahu  kalau  kita  berpacaran.
            Kenapa  harus  malu?  Hayo…jangan-jangan  kamu  ada
            pacar yang lain ya…” Kataku sambil menggodanya.

            Dia  mencubit  lenganku.  Aku  meringis  dan  memohon
            ampun. Dia malah tertawa.


            “Kalau  kita  menikah  nanti,  apa  rencana  mas  Rio
            selanjutnya?” tanya Wanda.


                                     238
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245