Page 258 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 258
*
Sore itu di salah satu gerai penjual es krim yogurt, Karma
duduk menikmati varian yogurt rasa pisang dan kopi
pilihannya, bercampur topping irisan buah peach, coklat
butir dan madu. Duduk sendiri, dia menatap jalanan yang
tampak padat di hadapannya, penuh lalu-lalang pejalan
kaki; lebih persisnya para pelancong yang menikmati
deretan gerai café, bar, toko oleh-oleh yang tidak hentinya
memancing rasa penasaran mereka dengan memajang
tulisan diskon khusus.
Alunan musik dengan hentakan cepat saling berlomba
terdengar meramaikan seisi jalan, di tepian kiri trotoar
berjejer rapi sepeda motor yang parkir dengan posisi
miring. Jalanan satu arah itu tampak kecil, tapi tetap dilalui
oleh mobil, juga motor yang lincah menyelip setiap ada
celah yang memungkinkan.
Karma menyuap sesendok yogurt ke dalam mulutnya,
sambil bergumam menikmati rasa asam dan manis yang
menyeruak di lidahnya, dan tiba-tiba saja, seorang remaja
laki-laki masuk ke gerai café itu, dan sibuk memilih varian
yogurt yang ditawarkan kepadanya. Karma sempat
memperhatikan remaja itu, usianya mungkin sekitar lima
atau enam belas tahun, rambut hitam, dan wajahnya
sangat Indonesia, mengenakan celana panjang jeans,
juga baju kaus singlet biru muda dengan gambar matahari
tersenyum sambil mengenakan kaca mata hitam di bagian
depan dan belakangnya.
Karma lalu kembali asyik menikmati yogurt-nya sendiri.
Tak berapa lama kemudian, remaja itu duduk di kursi yang
berada tepat di sampingnya.
256