Page 253 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 253

Sambil  merogoh  beberapa  lembar  uang  dari  saku
            celananya,  lantas  diserahkannya  kepada  si  pengendara
            ojek  beserta  helm,  dan  dia  lanjut  berjalan  kaki.  Di
            kanannya berjejalan deretan gedung dengan aneka lampu
            hias  berwarna,  desain  berlekuk  dan  atap  yang  saling
            berjenjang  seperti  anak  tangga,  dengan  deretan  kolam
            kecil tertata dan tak hentinya dipenuhi oleh pejalan kaki
            yang keluar dan masuk ke tempat itu.

            Sebuah mall, kata Karma dalam hatinya.

            Tapi  bukan  itu  tempat  yang  hendak  ditujunya.  Karma
            menoleh ke kiri, dilihatnya sepasang gapura, seolah jadi
            penunjuk gerbang masuk ke hamparan pasir putih, inilah
            niatan  yang  harus  ditunaikannya.  Kakinya  mulai
            melangkah masuk ke sana.

                       Sejak saat itu, hatiku tak mampu,
                      Membayangkan rasa di antara kita…
                   Di pasir putih, kau genggam erat jemariku,

                      Menatap mentari yang terbenam…
                       Semua berlalu di balik khayalku,
                  Kenangan yang indah, berdua denganmu…

            *lirik lagu Kuta Bali oleh Andre Hehanusa

            Lirik lagu yang melankolis dilantunkan suara seorang laki-
            laki yang memetik ukulele sambil mengenakan topi jerami
            dan  kacamata  hitam  menyambut  kedatangan  Karma  di
            pantai itu.




                                     251
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258