Page 251 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 251
payung pelindung para penikmat berjemur di sana. Semua
itu seakan tidak mampu membuat Karma tersenyum dan
menikmatinya.
“Jadi selanjutnya bagaimana, Kar?” tanya Dena,
perempuan yang sesekali menyulut sebatang rokok dan
duduk di sampingnya, menatapnya serius.
Kacamata hitam bersandar di atas rambutnya yang pirang
kecoklatan diikat kuncir. Masih berbikini warna coklat
dalam gaya one piece yang membalut tubuhnya yang
ramping, Dena yang tampak anggun sekalipun tanpa
kosmetik menghiasi wajahnya, diterpa sinar matahari sore
sesekali.
“Aku tidak tahu, Na,” jawab Karma sambil menggeleng
dan tatapannya tampak hampa.
Mungkin sore itu akan terasa jauh lebih damai,
seandainya Karma tidak mengambil keputusan gila yang
menjerumuskan dirinya seperti itu, di tempat itu. Dia
mencoba mengingat kembali, apa yang tersisa dari jejak
langkah yang ditinggalkannya di sepanjang tempat itu, tiga
hari yang lalu…
*
“Apa anda sudah punya rencana selama di sini, tuan?”
tanya resepsionis hotel kepada Karma yang baru saja
melakukan check in.
“Belum. Hanya sekadar lihat-lihat saja dulu,” jawab Karma
dengan tidak bersemangat.
249