Page 246 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 246
Tuhan….
Entah sudah berapa lama aku mengabaikanMu, lupa
tentang bagaimana menyapaMu dengan doaku.
Aku asyik dengan kesibukanku, dengan mimpi-mimpiku,
dan melupakan peran besarMu di hidupku.
Sekarang aku berhitung waktu, menunggu nyawaku
dicabut sebagai hukuman atas perbuatanku.
Bukan lagi kematian yang aku takuti sepenuhnya, Tuhan,
tetapi duka dan luka yang aku tinggalkan pada orang-
orang yang ada di hidupku.
Untuk ibuku, Tuhan, yang Engkau tuntun menemukan aku
di saat seperti ini.
Untuk canda tawanya, untuk masakannya yang paling
enak di dunia, untuk semua aktifitas yang suka
dilakukannya. Dan untuk penyakit yang sedang
dideritanya, Tuhan, semoga Engkau sembuhkan.
Untuk orang-orang baik yang ada di hidupku. Dan untuk
penyesalanku karena membiarkan amarahku berkuasa,
dan membuatku berani melangkahi kuasaMu, aku sudah
melenyapkan nyawa dua orang secara keji.
Kalau aku mati nanti, Tuhan, tidak sekali-kali aku berani
meminta surga atau pun neraka. Aku pantas dihukum, dan
aku ikhlas menjalaninya. Dan aku ingin tetap bersyukur
atas kehidupanku yang Engkau izinkan di dunia ini.
244