Page 276 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 276

Serpihan abu telah menggerogoti pinggangnya.

            “Karena  mencintai  adalah  memberi  dan  tidak  berharap
            menerima, Kar,” kata Dena.

            “Seperti seorang ibu?” tanya Karma.

            “Iya, seorang ibu yang tidak pernah mengeluh sedikitpun
            dalam  membesarkan  anaknya,  melewati  pahit  getir
            kehidupan, dan lantas bertahan melewati semua cobaan,
            demi apa yang diyakininya sebagai cinta sejatinya,” kata
            Dena.

            “Cinta sejati, Na?” tanya Karma lagi.

            Serpihan abu telah menghampiri batang lehernya.

            “Memutuskan untuk mencintai dan tidak menyesali semua
            pengalaman yang akan kamu lewati bersama pilihanmu
            sendiri, Kar. Itu kan, cinta sejati yang kamu cari, menjalani
            hidup dengan sepenuh hati kamu. Hidup dengan semua
            suka dukanya, warna-warninya, Kar. Dan pada akhirnya,
            semua kembali ke diri kamu, Kar,” kata Dena.

            “Ke diri aku?” tanya Karma.

            Serpihan abu telah menghampiri hidungnya.

            “Saat kamu menemukan cinta sejatimu, Kar, yang dimulai
            dengan  memaafkan  dan  mencintai  dirimu  sendiri,”
            perkataan Dena seketika membuat secercah cahaya putih
            silau terpancar keluar dari Karma, mengusir semua garis


                                     274
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281