Page 272 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 272

“Tidak  semudah  itu,  Na,”  balas  Gatot  yang  tampak
            bimbang.

            “Semuanya jelas, kan. Cinta kamu tidak seindah kata-kata
            manismu sendiri, Gatot. Kalau ragu membuat kamu takut
            dalam  mengambil  keputusan,  sebaiknya  kamu  lupakan
            saja tentang hubungan kita,” kata Dena sambil melangkah
            meninggalkan Gatot.

            “Na… Na…! Gak bisa begitu, Na!” kata Gatot sambil mulai
            mengejar Dena.

            Tidak    lagi   dihiraukannya   orang-orang    yang
            memperhatikan mereka, di pantai, ataupun di jalan. Dena
            tampak menahan isak tangis, sambil terus mempercepat
            langkah  kakinya.  Suara  deru  mesin  kendaraan,  atau
            alunan lagu dari pengeras suara yang saling bersahutan
            dari berbagai penjuru, tidak juga membuatnya gentar.

            Tiba-tiba  terdengar  suara  tubrukan  keras  di  dekatnya,
            klakson  panjang  kendaraan  diiringi  jerit  kaget  dari
            khalayak ramai. Dena menoleh ke belakang, menyaksikan
            kecelakaan tragis itu.

            Dia berhenti dari langkahnya, lalu berbalik arah dan lari
            mendekati  kerumunan  orang,  menerobos  setiap  celah
            yang  mungkin  untuknya  lewat,  dan  menemukan  Gatot
            terbaring di aspal jalanan dengan bersimbah darah.

            Tak  ada  kesedihan  yang  mampu  melukiskan  perasaan
            Dena saat itu, bahkan air mata saja tidak cukup, memohon
            kepada langit yang hanya bisa membisu, perlahan gelap
            tergantikan malam.

                                     270
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277