Page 270 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 270
*
Salah satu hal terbaik tentang menjadi seorang penulis
adalah, ia berhak menentukan sendiri akhir kisah dari
setiap karakter yang dibuatnya. Pakem happy ending
bukanlah kewajiban yang mutlak dipenuhi bagi si
empunya cerita.
Sayangnya untuk seorang Karma, sekali ini dia harus
berpikir ekstra keras, hanya agar dapat menciptakan
kembali cerita yang tidak lebih dramatis untuk karakter
Dena yang pernah ditulisnya.
Karma sedang duduk di atas ranjangnya, sambil
memandang langit pagi hari yang biru cerah dengan suara
kicau burung jalak di pagi hari, sesekali bersahutan dari
berbagai penjuru, seolah mengingatkan betapa dunia ini
telah memberikan begitu banyak manfaat untuk
kehidupan; tetapi ironisnya, manusia lupa untuk
membalas jasa alam semesta dengan selayaknya.
Di atas pangkuannya, jemari Karma menari, mengetik
kata demi kata ke dalam memori laptopnya. Bagaimana
kalau cerita Dena dimulai dengan perjalanan ke sebuah
pulau, berusaha menghibur diri, juga melupakan jejak
pahit dari mantan suaminya yang kerap melakukan
kekerasan terhadap jiwa serta raganya. Dena adalah
seorang perempuan yang tangguh, cantik, sekaligus
rapuh.
Anehnya, Dena selalu berharap lewat doa yang
dilantunkannya dalam hati: satu saat nanti seseorang
yang benar-benar mencintainya akan muncul, dan ia akan
berbahagia, tersenyum menjalani hidupnya yang lebih
268