Page 211 - GRC-BOOK-NEW2
P. 211

inti sari manajemen Risiko





            Bagaimana memahami profil risiko dengan cara yang paling singkat-padat? Silahkan
            simak gambar 3.5. Ilustrasi gambar tersebut sangat memudahkan kita untuk “strike
            to the target”; menata mind mapping kita pada saat hendak mendalami profil risiko
            secara paripurna (sebagaimana yang gencar disosialisasikan dan/atau diterapkan
            perbankan nasional sejak beberapa tahun terakhir; khususnya lagi, ketika krisis
            multidimensi mulai menghantam Tanah Air). Dari gambar tersebut dapat dipahami
            bahwa para bankir di Indonesia mengadopsi konsep profil risiko yang selaras dengan
            kesepakatan yang ditetapkan oleh BASEL dan kemudian dirumuskan oleh: (1) BARa
            (yang dituangkan dalam modul Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan Nasional);
            dan (2) BI/OJK (yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) sebagai
            panduan bagi Perbankan Nasional dalam menerapkan manajemen risiko sehari-
            hari)  dengan  prinsip-prinsip  dasar  yang  selaras  dengan konsep  BASEL namun
            disesuaikan  dengan  situasi,  kondisi  dan  lingkungan  bisnis  di  Republik  ini.  Kedua
            konsep tersebut (BARa vs Peraturan BI/OJK) pada dasarnya sama saja, namun tidak
            serupa. Sama karena mengacu pada sumber asal, yaitu: konsep BASEL; Tidak serupa
            karena BI/OJK harus memodifikasinya sedemikian rupa sehingga ‘pas’ diterapkan
            perbankan nasional. Berikut ini ulasannya:

            PROFil RiSikO - kONSEP bARA
            BARa   menjelaskan  konsep  profil risiko  sebagaimana  yang  penulis  ilustrasikan
                 3
            melalui gambar 3.6. Berdasarkan konsep BARa ini, Profil Risiko terdiri dari 2 (dua)
            parameter, yaitu: Inherent Risk dan Risk Control System (RCS). Berikut ini, penjelasan
            masing-masing parameter:

            PENGUkURAN iNHERENT RiSk - kONSEP bARA
            Inheren risk (risiko inheren) merupakan risiko yang melekat pada aktivitas pada
            suatu bank. Untuk menentukan inherent risk tersebut, perlu dicari tanda-tanda
            yang mengarah pada risiko tertentu. Contoh, pertumbuhan kredit yang tinggi akan
            menimbulkan risiko inheren kredit yang tinggi pula, selain risiko legal dan risiko
            reputasi. Peraturan Pemerintah yang memberikan kebebasan keluar masuk uang
            panas dari investor asing akan menimbulkan risiko pasar yang tinggi (BARa, 2010).

            Bagaimana mengukurnya? Inherent risk dapat diukur (juga) berdasarkan 2 (dua)
            faktor, yaitu: probabilitas terjadinya risiko (risk event) dan estimasi dampak kerugian
            (akibat  terjadinya risiko).  Penulis mengilustrasikannya sebagaimana  yang  dapat
            dilihat pada gambar 3.7.







            3 BARa merupakan organisasi para pengelola risiko bank di Indonesia yang bersifat nirlaba
            dan independen, memiliki program-program yang mendukung terciptanya industri perbankan
            yang sehat, khususnya melalui peningkatan implementasi manajemen risiko yang memadai,



                                                      The Fundamentals of GRC    185
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216