Page 119 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 119
kedudukan komadan tertinggi di Sumatra. kedua Jatah panen hampir semuanya untuk Jepang
tempat tersebut letaknya dekat dengan Pekanbaru. dan disisikan sedikit saja untuk bertahan hidup bagi
Jepang yang memahami kedekatan posisi geografis rakyat. Begitu pula dengan kelapa yang banyak
227
tersebut kemudian mengembangkan Pekanbaru, tumbuh di Inderagri. Tentara Jepang memerintahkan
begitu juga dengan pelabuhannya. Tembilahan, rakyat untuk mengumpulkan dan menyerahkan
Rengat dan Telukkuantan dijadikan pusat bongkar sabut kelapa sebanyak 2 kg per keluarga per hari.
muat untuk keperluan militer Jepang. 226 Dapat dibayangkan betapa susahnya mengumpulkan
sabut kelapa sebanyak 2 kg karena teksturnya yang
Selain memanfaatkan pelabuhan, Jepang juga
mengubah beberapa daerah menjadi sawah sebagai ringan. Sabut kelapa digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan keset dan tali.
lahan penyedia makanan pokok Jepang. Sementara
pada masa itu perkebunan karet dan sagu semakin keadaan pelayaran di Riau juga mengalami
jarang ditemukan di Riau. Misalnya di daerah perubahan semasa pendudukan Jepang. Pelayaran
Tembilahan, yang ternyata cocok untuk ditanami tidak lagi berfokus pada perdagangan tapi
padi. Hanya saja, hasil panen yang diterima rakyat kepentingan militer. kapal samudera, kapal motor
begitu sedikit. Tidak ada pemasukan bagi rakyat hampir tidak ada yang membawa penmpang dan
juga karena pekerjaan tersebut dilakukan dengan barang dagangan. Memang pemerintah Jepang
paksa. mengubah jalur pelayaran terpusat di Sungai Siak.
Hal tersebut didukung dengan pembangun jalan
raya dari kuantan ke Pekanbaru.
Foto Jembatan yang melintasi Sungai Siak pada masa kini
Sumber: Pengumpulan data Direktorat Sejarah, 2015
118