Page 120 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 120
Salah satu jenis kegiatan hiburan yang Penyelundupan yang terjadi Riau tidak lepas
menggunakan perahu di perairan kuantan/ dengan hubungan dagang orang-orang di Riau
Inderagiri yaitu pacu jalur nyaris hilang. dengan Singapura. Tidak jarang bahkan terjadi
Pembangunan jalan raya dan kereta api mampu pembunuhan untuk memuluskan penyelundupan.
meredupkan pamor transportasi perairan sungai. Barang-barang yang diselundupkan dari
kalaupun ada kapal motor yang dimiliki Jepang, Inderagiri ke Singapura adalah kopra, karet dan
itu juga merupakan rampasan dari Belanda. kopi. komoditi yang terus berjaya hingga paska
Penggunaannya juga sesuai dengan kepentingan kemerdekaan. Sedangkan barang selundupan dari
militer. Permasalahan jam operasi yang Singapura ke Inderagiri adalah pakaian, makanan,
berkurang atau karena pemerintah Jepang tidak minuman, rokok hingga uang palsu. aktifitas
memiliki suku cadang menyebabkan sejumlah perdagangan barang selundupan tidak hanya
kapal motor menjadi rongsokan besi tua di terjadi di kuantan/Inderagiri tapi juga menyebar
pelabuhan. sampai ke pedalaman Sumatera Barat dan Jambi
hulu. 228
Setelah kemerdekaan sungai kembali dijadikan
bagian dari aktivitas sehari-hari. Hanya saja sekarang Maraknya pembangunan jalan raya membuat
berubah fungsi menjadi tempat penyeludupan transportasi sungai kalah pamor. Penebangan
barang-barang. Penyelundupan terutama terjadi di hutan juga semakin marak dilakukan sejak tahun
perairan sungai kuantan/Indragiri. Ada dua faktor 1970-an di Riau. Pembukaan lahan perkebunan
penyebab penyelundupan marak terjadi pada 1950an dan jalan lintas Sumatera menjadi gambaran Riau
di perairan tersebut, pertama, aparat pemerintah di tahun 1970-1980-an. Bahkan beberapa tahun
yang mau disuap. kawasan kuantan/Inderagiri belakangan kebakaran hutan menjadi masalah
begitu juga dengan Riau kepulauan dikenal sebagai nasional dan regional karena asapnya menyebar
sarangnya aparat yang mudah disuap. Mereka itu dari Riau hingga Singapura dan Malaysia. Ekspor
berasal baik dari aparat bea cukai, Jawatan Pelayaran, kayu gelondongan memang terus meningkat tapi
maupun ALRI. kualitas air dan udara di Riau semakin tahun
semakin buruk.
kedua, dan ini yang menjadi faktor utama,
yaitu keadaan ekomi yang tidak bergairah. Hampir tidak adanya hutan mangrove,
Pemasukan tidak banyak, sehingga mereka mau penyempitan lebar sungai dan semakin banyak anak
melakukan perbuatan yang melanggar hukum. sungai yang tidak dialiri air adalah bukti percepatan
Pada tahun 1950-an, Riau darat dan Riau kepulauan pembangunan industri di Riau. Pertambangan
merupakan dua wilayah yang begitu berbeda dalam masih aktif hingga saat ini baik perusahaan milik
hal perekonomian. Regulasi pemerintah terhadap negara maupun milik asing. Pamor Bagansiapiapi
hasil perkebunan mengakibatkan pemasukan sebagai kota ekspor ikan juga menurun digantikan
petani tidak menentu. Asnan menuliskan bahwa dengan Riau kepulauan karena Bagansiapiapi
Riau kepulauan sebagai “daerah dolar” dan Riau berubah menjadi kota adminsitrasi bukan lagi
daratan khusunya Inderagiri sebagai “daerah kota industri. Terkait pedangkalan kawasan
rupiah”. Artinya kegiatan ekspor impor di Riau Bagansiapiapi, hal tersebut sudah dibahas dalam
kepulauan lebih “mudah” dibandingkan di daratan laporan Belanda antara tahun 1924 hingga 1930.
dan banyak kebijakan pemerintah lainnya yang Memang pada saat itu tangkapan ikan masih
Foto Jembatan yang melintasi Sungai Siak pada masa kini malah menyulitkan pedagang di hilir dan para melimpah hanya saja kuantitasnya menurun dari
Sumber: Pengumpulan data Direktorat Sejarah, 2015 petani di Riau Daratan. biasanya. kualitas air sungai juga menurun sejalan
119