Page 144 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 144

Pemikiran Masri Singarimbun
               menempuh beragam cara yang dipercaya dapat mendorong
               pertumbuhan ekonomi. Selama Orde Lama kebijakan ini tidak
               populer dan sama sekali tidak dianggap sebagai bagian dari upaya
               pembangunan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Orde
               Lama lebih melihat bahwa kunci bagi kesejahteraan dan kemak-
               muran rakyat terletak pada ketersediaan tanah yang dapat dida-
               yagunakan sebagai penghasil pangan. Persoalan utamanya bukan
               terletak pada kelebihan atau kepadatan penduduk tetapi belum
               dibukanya wilayah-wilayah baru untuk pertanian rakyat. Pada
               1964 Soekarno pernah mengatakan, “bagi saya penyelesaianya
               adalah membuka tanah lebih luas lagi, sebab bila engkau mem-
               buka seluruh tanah di Indonesia, engkau dapat memberi makan
               250 juta jiwa, dan saya hanya punya 103 juta jiwa…Dalam nege-
               riku, makin banyak (anak) makin baik”. Di masa itu, pembatasan
               kelahiran menggunakan alat-alat kontrasepsi dianggap
               bertentangan dengan moral bangsa kecuali jika dilakukan untuk
               membatasi kelahiran demi kesehatan ibu. 55



               prasejarah. Tentu saja selain persoalan akurasi data, upaya konstruksi sejarah
               sampai ke zaman prasejarah itu, juga dapat dipahami sebagai cara melegitimasi
               sebuah kebijakan melalui pengetahuan sejarah. Lihat Clare O’Farrell, Michele
               Foucault (London: Sage Publication, 2005), p. 65-67. Namun di sisi lain, upaya
               merangkai-rangkai, meskipun jika terbukti benar, konteks ini menunjukkan
               KB saat itu benar-benar mendapat support yang besar dari kekuasan. Diceritakan
               pula, berturut-turut ia menjadi gerakan-gerakan kecil yang tersebar sampai
               akhirnya diadopsi pemerintah menjadi kebijakan negara. Cerita keberhasilan
               program ini, banyak dilukiskan dengan suatu perjuangan penuh tantangan,
               pengorbanan, penolakan-penolakan, hingga akhirnya banyak orang kemudian
               menyadari arti pentingnya bagi keluarga dan negara. “KB Dari Masa ke Masa”,
               Kompas, 14 Desember 1988.
                   55  Sonny Harry B. Harmadi, “Pengantar Demografi”, dipresentasikan di
               Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI pada tanggal 11 Desember 2008,

                                                                   125
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149