Page 139 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 139

Pemikiran Agraria Bulaksumur
            bayi, penelantaran anak, perceraian dan poligami. Di zaman
            modern ketika Barat menemukan wilayah-wilayah jajahan baru
            dan meningkatnya perdagangan antar benua, mereka cenderung
            menginginkan pertambahan penduduk. Sejalan dengan ini, kaum
            merkantilis pada abad 17 dan 18 melihat pertumbuhan penduduk
            dan jumlah penduduk yang besar merupakan keuntungan eko-
            nomi, politik, dan militer. Di abad 19, kalangan Marxis melihat
            persoalan penduduk bukan dalam konteks pertumbuhan dan
            pertambahannya melainkan menganggap bahwa kemelaratan
            penduduk bukan disebabkan oleh jumlah penduduk yang besar
            tetapi akibat dari kepincangan distrubusi pendapatan dan
            kepincangan-kepincangan lainnya di dalam tatanan masyarakat. 45
                Disiplin demografi muncul di Amerika Serikat setelah Perang
            Dunia I, lebih cenderung menggunakan kerangka eugenistik yang
            melihat penduduk dalam ketegori gen-gen unggul atau gen-gen
                  46
            lemah.  Pada 1952, di Amerika Population Council didirikan oleh
            John. D Rockefeller, dimana fokus utamanya adalah persoalan



                45  Masri Singarimbun, “Masalah Penurunan Angka Kelahiran, Aspek-
            aspek Sosial Budaya dan Program”, Prisma No. 6, Tahun XXIII, Mei 1994.
            hlm. 27-28. Tulisan ini adalah ringkasan dari tulisan berjudul “Penurunan Angka
            Kelahiran: Aspek-aspek Sosial Budaya dan Program” yang disampaikan dalam
            pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Sastra UGM di muka Rapat Senat
            Terbuka Universitas Gadjah Mada, 9 Februari 1994.
                46  Menurut Malthus, kemiskinan adalah kondisi “alamiah” yang dihasilkan
            oleh kelahiran orang-orang miskin dari pada sebuah akibat dari sistem sosial
            dan ekonomi. Pernyataan ini mengimplikasikan bahwa kemiskinan merupakan
            penurunan gen-gen tertentu yang lemah. Sebab itu kelompok eugenistic percaya
            bahwa program pembatasan kelahiran termasuk sterilisasi merupakan cara yang
            dapat mengurangi penyakit yang umumnya diderita oleh orang-orang miskin.
            Ross, Malthus Factor, Poverty, Politics, and Population in Capitalist Development
            (Tt: The Corner House, 2000), p. 5-6.

            120
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144