Page 134 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 134

Pemikiran Masri Singarimbun
                    39
               UGM) . Masri berhasil membangun diskursus kependudukan
               di Indonesia menjadi diskursus dominan yang berpengaruh, dan
               tidak hanya beredar pada level bahasa atau gagasan. Terkait
               dengan hal ini, Irwan (2006) mengatakan bahwa dalam hal kelem-
               bagaan, sebuah diskursus akan beroperasi dalam dua tataran.
               Tataran pertama adalah operasi diskursus pada tingkat kelemba-
               gaan untuk menyebarkan sebuah gagasan. Kelembagaan tingkat
               pertama ini biasanya identik dengan organisasi, misalnya bagai-
               mana sebuah kelompok berhasil mendominasi kecenderungan
               pemikiran pada suatu organisasi, fakultas, universitas, pusat studi,
               dan media massa untuk meneguhkan dan menyebarkan gagasan-
               nya. Kelembagaan tingkat kedua bukan berbentuk organisasi
               tetapi lebih pada regulasi atau kebijakan negara atau lintas negara
               yang mempunyai kekuatan hukum mengarahkan suatu tindakan
               tertentu. Sebuah diskursus dapat pula beroperasi pada tingkat
               proses dan lembaga sosial bahkan pada tingkat subyektifitas.
               Salah satu indikator diskursus bekerja pada tingkat subyektifitas
               adalah ketika terus bermunculan individu yang diidentikkan
                                      40
               dengan diskursus tersebut.  Dalam soal Masri, studi kependu-
               dukan di Indonesia tentu saja tidak dapat dilepaskan dari nama




                   39  Pengalaman keberhasilan mendirikan sebuah pusat studi kependudukan
               ini direkamnya dalam sebuah tulisan khusus berjudul “Pembinaan Lembaga
               Penelitian Dalam Lingkungan Universitas: Suatu Rekaman Pengalaman”, 25
               Desember 1982, hlm. 2. Menurut Masri setidaknya ada lima aspek pokok yang
               sangat menentukan tercapainya tujuan sebuah lembaga penelitian, yaitu (1)
               pembinaan staf, (2) pembinaan lingkungan kerja, (3) pengelolaan dana, (4)
               aktivitas-aktivitas pokok, serta (5) hubungan dengan lembaga-lembaga lain.
                   40  Alexander Irwan, “Dalil Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumber
               Daya” dalam Vedi R. Hadiz dan Daniel Dakidae (ed.), Ilmu Sosial dan Kekuasaan
               di Indonesia (Jakarta: PT Equinox Publishing Indonesia, 2006), hlm. 31-32.

                                                                   115
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139