Page 138 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 138
Pemikiran Masri Singarimbun
return menyanggah asumsi ini. Bagi aliran klasik, hukum
deminshing return hanya dianggap berlaku untuk masalah tanah
saja, sedangkan untuk bidang industri yang selalu memberi
kemungkinan untuk meningkatkan pembagian kerja dan
peningkatan teknologi, dianggap dapat beroperasi secara konstan
atau malah akan menghasilkan keuntungan yang semakin
bertambah. 43
Penilaian bahwa kepadatan jumlah penduduk merupakan
masalah besar yang menuntut negara melakukan kontrol muncul
setelah pada abad-abad sebelumnya masalah jumlah penduduk
dianggap sebagai bagian dari kekayaan negara. Plato dan Aris-
toteles melihat persoalan kependudukan dalam perspektif negara
kota. Mereka melihat perlunya penduduk sampai tingkat opti-
mum, tidak hanya dari sudut ekonomi tetapi juga dari segi
pengembangan potensi penduduk. Bagi Plato penduduk negara
kota yang ideal adalah 5.040, karena jika terlalu besar pemerin-
tahan konstitusional tidak bisa berjalan dengan baik. Untuk
membatasi jumlah penduduk, Plato menyarankan kolonisasi,
sedangkan Aristoteles menghalalkan pembunuhan bayi dan
aborsi. Berbeda dengan orang-orang Romawi yang melihat jum-
lah penduduk yang besar sebagai aset pertahanan, mereka justru
merangsang pertumbuhan jumlah penduduk. Di abad per-
tengahan penulis-penulis Kristen melihat masalah kependudukan
tidak dalam perspektif duniawi tetapi mereka lebih menekankan
aspek moral dan etik . Mereka mengutuk aborsi, pembunuhan
44
43 Ibid.
44 Penolakan kaum agama terhadap kontrol kelahiran atau Keluarga
Berencana juga terjadi di Indonesia pada awal-awal ketika ide atau program ini
hendak dijalankan.
119