Page 64 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 64

7.  Berdasarkan  pertimbangan  Gubernur, kepada para
               pejabat  sebagai  Anggota Panitia  dapat  dianggap cakap
               untuk menilai dari tanah atau hak yang akan diambil, juga
               menyelesaikan  persoalan/permasalahan  yang  timbul
               karenanya.
           8.  Panitia harus menggali  informasi  untuk  mengetahui
               keadaan/status  hukum bagi  tanah  yang  bersangkutan,
               siapa yang mempunyai hak di atasnya, luas dari pada hak-




              dilakukan  pembaharuan  sehingga  jumlah  Desa  ternyata  turun  dari  244  buah  Desa
              Perdikan menjadi 170 Desa dan 13 Pedukuhan. Desa yang dimerdekakan, berasal dari
              tanah pemberian raja kepada seseorang atas jasanya kepada raja atau untuk kepentingan
              lain yang dipandang perlu oleh raja. Desa ini dibebaskan dari kewajiban terhadap raja
              sebagaimana desa lainnya. Bebas dari pembayaran landrente kepada pemerintah (ada
              yang  membayar  separo).  Kepala  Desa  Perdikan,  sebutannya  Demang.  (Mochammad
              Tauchid:  201)  Asal  dari  perkataan  merdika,  sedang  perkataan  merdika  asalnya  dari
              Sanskrit maharddika: Tuan, Tuanku, Meester, Sir. Desa Perdikan sudah ada sejak Zaman
              Agama Hindu di Jawa. Wilayah Desa Perdikan ini diberikan raja-raja sebagai anugerah
              kepada orang-orang atau desa-desa tertentu, yaitu berupa kebebasan dari membayar
              pajak atau melaksanakan wajib kerja kepada raja atau kepala daerah. Desa Perdikan ini
              langsung di bawah raja, tidak berada di bawah perintah pegawai-pegawai raja (Pangeran,
              Adipati, Bupati), tetapi langsung berhubungan dengan raja. Alasan ditetapkannya Desa
              Perdikan untuk memajukan agama; memelihara makam raja-raja atau orang lain yang
              dimuliakan dan dianggap keramat; memelihara pertapaan, pesantren, langgar, masjid;
              memberi ganjaran (penghargaan) kepada orang atau desa yang pernah berjasa kepada
              raja.  Pengelompokan/Penggolongan  Desa  Perdikan  (Renaya  Anggiarni:  29).  Desa
              Perdikan yang dibebaskan dari pembayaran pajak dan melakukan wajib kerja, dengan
              dibebankan  kewajiban,  supaya  memelihara  makammakam,  memelihara  kepentingan
              agama, dsb-nya. Desa Perdikan 31 yang dibebaskan dari kewajiban-kewajiban terhadap
              raja  atau  kepala  Daerah,  dengan  ketentuan  bahwa  kewajiban-kewajiban  itu  haruslah
              dijalankan  guna  kepentingan  kepada  desanya,  yang  dapat  mempergunakannya
              sebagai  keuntungannya  sendiri  atau  untuk  kepentingan  lain.  Macam  Desa  Perdikan
              (Kartohadikoesomo: 1984) Desa Merdika: desa dibebaskan dari kekuasaan tertentu, dari
              sesuatu beban dan dari sesuatu kewajiban yang semuanya itu harus dipikul oleh rakyat
              di daerah-daerah biasa. Desa Mutihan: desa yang penduduknya terkenal sebagai seorang
              alim, taat pada perintah agama, yaitu beribadat, berpuasa, dan menjalankan perintah
              agama  lainnya.  Mereka  disebut  orang  putihan,  untuk  membedakan  dengan  orang
              abangan. Desa Mijen: Mijen berasal dari kata Piji. Yang diberikan kepada seorang guru
              agama yang sangat dicintainya. Kepadanya diberikan penghasilan raja dari satu dua desa



                                     Perkembangan Pengadaan Tanah di Indonesia  35
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69