Page 162 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 162

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                           tanah  Maluku  Utara  antara  orang  Indonesia  dengan
                           bangsa  Spanyol  dan  Portugis.  Babak  keempat  berakhir
                           ketika babak kelima bermula pada permulaan abad ke-20.
                        5.  Babak kelima ialah abad proklamasi, yang berisi semenjak
                           permulaan  abad  ke-20,  gelora  perjuangan  kemerdekaan
                           bangsa Indonesia yang memuncak pada 17 Agustus 1945
                           dengan berdirinya negara ketiga Republik Indonesia.

                       Dengan demikian, dari pembabakan di atas, kemerdekaan dan
                persatuan  Indonesia  bukan  produk  kolonial,  dan  bukan  pula  hasil
                bentukan  dari  proses  sejarah  belakangan  pada  awal  abad  ke-20.
                Kemerdekaan dan persatuan Indonesia adalah puncak dari perjalanan
                sejarah Indonesia, yang akar-akar persatuan dan kemerdekaan sudah
                ada jauh sebelum Indonesia memproklamirkan dari sebagai negara-
                bangsa  yang  merdeka.  Dalm  konteks  ini,  Yamin  memberi  perhatian
                besar pada dua kerajaan besar dalam sejarah Indonesia, yang telah
                memberi inspirasi bagi persatuan dan kemerdekaan Indonesia, yakni
                kerajaan Majaahit dengan Patih Gaja Mada dan kerajaan Sriwijaya.
                       Bagi  Yamin,  Patih  Gajah  Mada  adalah  sumber  inspirasi  bagi
                gagasanya  tentang  persatuan  nasional,  yang  menjadi  titik  tolak
                pemikiranya  baik  tengang  budaya  dan  sosial-politik.  Yamin  bahkan
                menulis khusus tengang tokoh yang dikaguminya ini, Gajah Mada, di
                mana Yamin pada salah satu bagiannya berkata:

                        Gadjah Mada selalu tertarik oleh tenaga mau mempersatukan
                        Nusantara.  Dia  tak  dapat  berfikir  diluar  persatuan.
                        Kesetiaannja kepada persatuan negara atjapkali menjalahkan
                        dengan  segera  segala  kelakuan  jang  menurut  lahirnja
                        melanggar kesetiaan itu. Dia dengan segera bertindak keras,
                        dan dalam tindakan itu dia kadang-kadang meninggalkan garis
                        kebidjaksanaan  dengan  melakukan  kekerasan.  Gadjah  Mada
                        lupa, bahwa rasa persatuan dan rasa kesetiaan itu pada orang
                        lain  tidaklah  setinggi  rasa  dalam  dadanja  sendiri.  Selain  dari
                        pada  itu  makan-minumnja  dan  tidur-bangunnja    selalu
                        tertudju kepada politik persatuan. Tidak ada waktunja jang



                150
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167