Page 175 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 175

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                Catatan Akhir :

                1
                   Lihat misalnya Takashi Shiraishi. An Age in Motion: Popular Radicalism in Java,
                   1912-1926. London: Cornell University Press, 1990.
                2
                   Robert van Niel. The Emergence of the Modern Indonesian Elite. Leiden: Foris
                   Publication, 1984. hal. 46-72.
                3
                   Lihat M.C. Ricklefs. A History of Modern Indonesia since c. 1300, Basingstoke:
                   Palgrave. 2001. hal. 199-200.
                4
                   Ibid. hal. 201.
                5
                   Heather Sutherland. The Making of a Bureaucratic Elite: The Colonial
                   Transformation of the Javanese Priyayi. Singapore: Heinemann Educational
                   Book. 1979. hal. 57.
                6
                   Rahmat bin Adam. The Vernacular Press and the Emergence of Modern
                   Indonesian Consciousness (1855-1913). Ithaca: Southeast Asian Program Cornell
                   University. 1995. hal. 98-107.
                7
                   Lihat Taufik Abdullah, “Dari ‘Hasrat Kemajuan’ ke PembentukanBangsa”, dalam
                   Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed.). Indonesia dalam Arus Sejarah, Jilid 5.
                   Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2012. hal. 65-72.
                8
                   Achdiat K. Mihardja. Polemik Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1997.
                9
                   Ignas Kleden, dkk. Kebudayaan sebagi Perjuangan: Perkenalan dengan Pemikir
                   S. TakdirAlisjahbana. Jakarta: PT Dian Rakyat, 1998. hlm: 26-27.
                10
                  Maman S Mahayana, “PerkembanganTeori dan Kritik Sastra Indonesia,”
                   JurnalKritik, No. 2, 2012. hlm: 93—121.
                11
                  Ajip Rosidi. IkhtisarSejarahSastra Indonesia.  Jakarta: Pustaka Jaya,  2013. hlm:
                   44.
                12
                  Maman S Mahayana, “Monumen Pujangga Baru,” dalam Sembilan Jawaban
                   Sastra Indonesia, Jakarta: Bening Publishing, 2005.
                13
                  Sutan Takdir Alisjahbana, “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru Indonesia-
                   Prae-Indonesia”,  dalam  Achdiat  K.  Mihardja,  PolemikKebudayaan,  Jakarta:
                   Pustaka Jaya, 1977. hlm: 14.
                14
                  Ibid., hlm: 15-16
                15
                  Ibid., hlm: 116.
                16
                  Ibid., hlm: 18-19.
                17
                  Sanusi Pane, “Persatuan Indonesia", dalam Achdiat K. Mihardja, Polemik
                   Kebudayaan, hlm: 22
                18
                  Ibid., hlm: 23
                19
                  Poerbatjaraka, “SambunganZaman”, dalam Achdiat K. Mihardja, Polemik
                   Kebudayaan, hlm: 31-32.
                20
                  SutanTakdirAlisjahbana, “Semboyan yang Tegas”, dalam Achdiat K. Mihardja,
                   Polemik Kebudayaan, hlm: 37.



                                                                                 163
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180