Page 170 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 170
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
pengantar (muqadimah), dalam pengantar ini diuraikan manfaat ilmu
sejarah, mengemukakan pengertian (tahqiq), segala bentuk metode
historiografi dan secara sepintas menyebutkan kesalahan para
sejarawan. Selanjutnya buku pertama menguraikan peradaban
('umran) dan ciri-cirinya yang hakiki. Yakni kekuasaan, pemerintahan,
mata pencaharian (kasab), penghidupan (ma'asy), keahlian-keahlian,
dan ilmu pengetahuan dengan segala sebab dan alasannya. Buku
kedua menguraikan sejarah, generasi dan negara orang-orang Arab,
sejak terciptanya alam hingga kini. Buku ini juga mengandung ulasan
sekilas tentang bangsa-bangsa terkenal dan negara-negara yang
sezaman dengan mereka, seperti bangsa Nabti, Siryani, Persia, Israel,
Qibti, Yunani, Runiawi, Turki, dan Eropa. Buku ketiga menguraikan
sejarah bangsa Barbar dan Zanatah yang merupakan bagian dari
mereka, khususnya kerajaan dan negara-negara Maghribi. Dengan
demikian buku ini berisi sejarah dunia yang lengkap. Ternyata buku
ini menjadi bejana bagi filsafat dan wadah bagi sejarah. 113 Rupanya
Yamin, membagi pemikiran tentang sejarah Indonesia kedalam
empat (catur) pedoman (silo) sedangkan Ibn Khaldun membagi buku
menjadi tiga buku ditambah muqodimmahnya.
Pendapat Yamin tentang filsafat sejarah ini, yang
diketengahkan dalam Kongres Sejarah, bertentangan dengan
pandangan Soedjatmoko, yang menjadi pemrasaran lain dalam
seminar sejarah tersebut. Menurut Soedjatmoko apa yang
dinamakan filsafah sejarah nasional itu tidak ada. Dengan
mengajukan filsafah sejarah nasional, dia berargumen, sebenarnya
kita telah meninggalkan bidang ilmu sejarah sebagai ilmu dan telah
menginjak suatu lapangan lain yaitu lapangan ideologi, lapangan
penggunaan sejarah untuk keperluan politik yang akhirnya bisa
menjurus ke arah demagogie. 114
Ilmu sejarah sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan
bukannya abdi dan tidak dapat menjadi abdinya sesuatu ideologi,
selama ia setia pada sifatnya sebagai ilmu pengetahuan dan
meskipun mau tak mau ideologi politik si ahli sejarah dalam batas-
batas tertentu, turut mempengaruhi cara dan hasil penyelidikannya
itu. Kita sendiri telah melihat bahwa ilmu sejarah, sebagai hasil
daripada penyelidikan yang terus menerus, senantiasa meruntuhkan
mitos-mitos itu sering didukung dan dilindungi oleh kekuasaan politik
158