Page 187 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 187
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
sejumlah orang Indoneia kemudian bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi, tepatnya MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs) sejak 1914, AMS (Algemeene Middelbare School) sejak
1919, dan kemudian HBS (Hoogere Burger School), yang bisa
menghantarkan mereka memasuki jenjang perguruan tinggi di
13
Belanda.
Demikianlah, pembaruan kebijakan pemerintah kolonial
bidang pendidikan ini menjadi satu sarana penting---di samping
sejumlah perbaikan lain dalam kerangka politik etis--- bagi lahirnya
masyarakat Indonesia terdidik. Data statistik menunjukkan tingkat
peningkatan yang berarti mereka yang memperoleh pendidikan
formal setingkat sekolah dasar. Pada 1900, hanya 265.940 anak
Indonesia yang tercatat mengenyam pendidikan di sekolah swasta
dan pemerintah. Pada 1930-an, angka itu meningkat menjadi 1, 66
juta orang. Jumlah orang Indonesia yang belajar dalam sistem
sekolah Eropa di bawah tingkat universitas berkisar 84, 609 orang,
sementara di tingkat perguruan tinggi tercatat hanya sekitar 178
14
orang. Angka tersebut tentu saja tidak berarti banyak bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia saat itu ---sekitar
2,8 persen untuk tingkat dasar, 0,14 persen untuk tingkat lanjutan
sebelum universitas, dan hanya 3/1.000.000 orang untuk tigkat
perguruan tinggi. Namun demikian, justru mereka itulah yang
kemudian menjadi elit Indonesia, yang memiliki kontribusi sangat
berarti dalam sejarah Indonesia kemudian. Oleh karena itu,
pendidikan kemudian menjadi satu sarana paling efektif bagi proses
mobilitas vertikal masyarakat Indonesia di tengah suasana baru
modern yang diperkenalkan kolonial. Lembaga pendidikan, tepatnya
pendidikan modern, telah meratakan jalan bagi tumbuhnya
kelompok elit yang secara kultural sangat akrab dengan gagasan-
15
gagasan modern.
Hal tersebut merupakan fenomena baru dalam dunia
pendidikan di Indonesia secara umum. Dan selanjutnya, kalangan
terpelajar itulah yang memainkan peran penting dalam mewarnai
perubahan pendidikan Indonesia di era selanjutnya. Dengan
175