Page 311 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 311
untuk mempertahankan kekayaan yang ada dihapuskan.
Persoalan kita di sini, dapatkah kehendak kuat dari sebagian
besar anggota masyarakat ini mengalahkan kekuasaan yang ada
di tangan sebagian kecil anggota masyarakat yang tidak
menghendaki pemerataan (dengan pelbagai argumen dan
alasannya)? Pada titik ini kita harus bicara tentang peran negara
dan pemerintah, karena negara adalah lembaga yang
memonopoli pemakaian kekuasaan untuk memaksa masyarakat.
Di pihak mana negara berada? Pertanyaan yang lebih mendasar
lagi sebelum kita bisa menjawab pertanyaan ini: Apa sih
sebenarnya negara itu?
Dalam membahas soal nasionalisme dalam kebijakan ekonomi
(ciri utama keempat dari SPP) kita juga harus berurusan dengan
persoalan hakikat negara. Dapatkah kaum elite Indonesia, yang
diuntungkan secara pribadi dengan beroperasinya modal asing
yang menghancurkan perusahaan-perusahaan nasional yang
menjadi saingannya, berubah menjadi patriotik dan meletakkan
kepentingan bangsanya jauh di atas kepentingan pribadinya?
Kalau tidak, apakah negara akan memaksa mereka menjadi
nasionalis-nasionalis dan patriot-patriot pembela bangsanya?
Kembali kita lihat perlunya kita mengerti persoalan hakikat
24
manusia dan hakikat negara.
Jusuf Kalla memberikan pendapatnya mengenai Mubyarto.
“Mubyarto adalah tokoh pembela kepentingan rakyat. Idenya sangat
banyak untuk pembangunan ekonomi bangsa. Dia juga sangat
konsisten dengan ide-idenya. Salah satu ide yang saat ini masih
digunakan sebagai kebijakan pemerintah adalah pengembangan desa
tertinggal. Masih banyak ide beliau yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembangunan ekonomi, terutama pemikiran ekonomi
kerakyatan dan ekonomi pedesaan. Saya kehilangan kawan yang
25
gigih memperjuangkan ekonomi pedesaan.”
299

