Page 307 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 307

pasal 33, yang selalu dianggap sebagai pedoman dasar pengelolaan
                perekonomian Indonesia, termasuk dalam bab kesejahteraan sosial.
                Masyarakat  Indonesia  yang  merdeka,  bersatu,  berdaulat,  adil,  dan
                makmur,  adalah  tujuan  perjuangan  kemerdekaan  Indonesia,  tujuan
                untuk  mewujudkan  suatu  keadilan  sosial  bagi  seluruh  rakyat
                Indonesia.

                       Dalam  kaitan  dengan  gagasan  sistem  ekonomi  Pancasila,
                Mubyarto  sangat  konsisten  dan  terus-menerus  sampai  akhir
                hayatnya  memperjuangkan  agar  bisa  diwujudkan  dalam  kehidupan
                perekonomian  Indonesia.  Pemikiran  Mubyarto  mengenai  sistem
                ekonomi  Pancasila  yang  bergaung  sejak  awal  1980-an  memang
                menjadi wacana yang menarik dan menjadi perbincangkan hangat di
                dunia  intelektual.  Di  samping  ada  yang  mendukung  gagasan
                Mubyarto,  ada  juga  yang  mempertanyakan  dengan  sangat  kritis.
                Salah seorang di antaranya adalah Arief Budiman. Di bawah ini kita
                kutip  agak  panjang  pendapat  Arief  Budiman  mengenai  pemikiran
                sistem ekonomi Pancasila Mubyarto.

                       Lalu,  apa  yang  ditawarkan  Mubyarto  dengan  sistem
                    perekonomian  Pancasila  (SPP)?  Pertama-tama,  Mubyarto
                    meragukan  ketepatan  penggunaan  teori  ekonomi  neo-klasik
                    untuk memecahkan masalah pembangunan kita, khususnya pada
                    periode  Pelita  III.  Kalau  pembangunan  kita  mau  melaksanakan
                    keadilan,  kalau  Pelita  III  ingin  lebih  memeratakan  kegiatan
                    pembangunan  (dan  hasil-hasil  pembangunan),  maka  menurut
                    Mubyarto,  teori  ekonomi  neo-klasik  bukanlah  resep  yang  tepat.
                    Hal  ini  disebabkan  karena  teori-teori  ekonomi  neo-klasik  yang
                    banyak    menggantungkan      pada    kekuatan    pasar    untuk
                    melaksanakan  alokasi  sumberdaya  dalam  masyarakat  dianggap
                    oleh  para  pengamat  sebagai  lebih  banyak  menumbuhkan
                    golongan  ekonomi  kuat.  Kurang  mampu  meningkatkan  peranan
                    golongan ekonomi lemah.






                                                                                 295
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312