Page 303 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 303

Kalau  dalam  teori  ekonomi  Barat  (Smithian),  dan  teori
                ekonomi  Timur  (Marxian),  hakikat  manusia  adalah  egoistis  atau
                kolektif,  maka  dalam  Pancasila  manusia  mencari  keseimbangan
                antara hidup sebagai pribadi dan hidup sebagai anggota masyarakat,
                antara  kehidupan  materi  dan  rohani.  Manusia  Pancasila  yang  ber-
                Ketuhanan  Yang  Maha  Esa  adalah  selain  homo-economicus,  juga
                homo-metafisikus  dan  homo-mysticus.  Ini  berarti  bahwa  dalam
                Ekonomi  Pancasila  manusia  tidak  dilihat  hanya  dari  satu  segi  saja,
                yaitu instink ekonominya, tetapi sebagai manusia seutuhnya. Sebagai
                manusia  yang  utuh,  ia  berpikir,  bertingkah-laku,  dan  berbuat  tidak
                berdasar rangsangan ekonomi semata, tetapi selalu memperhatikan
                rangsangan-rangsangan atau terangsang oleh faktor-faktor sosial dan
                moral;  faktor  sosial  dalam  hubungannya  dengan  manusia  lain  dan
                masyarakat  di  mana  ia  berada,  dan  faktor-faktor  moral  dalam
                hubungannya sebagai titah Tuhan dengan Penciptanya.

                       Setiap  masyarakat  mempunyai  atau  menganut  sistem  nilai
                tertentu,  yaitu  sistem  preferensi  yang  dianggap  disepakati  oleh
                seluruh anggota masyarakat. Tanpa sistem nilai tertentu tidak akan
                ada  kebudayaan  dan  sistem  peradaban.  Bangsa  Indonesia  dapat
                mencapai  kemerdekaan  dan  dapat  bertahan  sebagai  suatu  bangsa
                karena memiliki sistem nilai. Sistem nilai atau falsafah dasar bangsa
                Indonesia  yang  kini  sudah  menjadi  ideologi  bangsa  kita  adalah
                Pancasila. Karena Pancasila sudah kita sepakati sebagai falsafah dasar
                yang  menjadi  pandangan  dan  pegangan  hidup  bangsa,  maka  ia
                menjadi moral kehidupan bangsa, ia menjadi ideologi yang menjiwai
                perikehidupan  bangsa  kita  di  bidang  sosial-budaya,  sosial-ekonomi,
                sosial-politik dan hankam.

                       Kalau moralitas teori ekonomi Smith adalah kebebasan (libe-
                ralisme) dan moralitas teori ekonomi Marx adalah diktator mayoritas
                (oleh  kaum  proletar),  maka  moralitas  Ekonomi  Pancasila  mencakup
                ajaran-ajaran  Ketuhanan,  Kemanusiaan,  Persatuan,  Kerakyatan,  dan
                Keadilan Sosial.




                                                                                 291
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308