Page 301 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 301

Ketika  membicarakan  sistem  ekonomi  Pancasila,  nama  yang
                sering muncul dalam pikiran adalah Mubyarto. Meski kata “ekonomi
                Pancasila” sudah ditulis oleh Emil Salim pada 1965, tetapi  branding
                                                                       20
                mengenai ekonomi Pancasila dipegang oleh Mubyarto.  Sejak 1970-
                an,  kritik  terhadap  pelaksanaan  pembangunan  di  Indonesia  sudah
                bermunculan.  Ada  yang  mengatakan  bahwa  sistem  ekonomi  kita
                telah mendekati sistem ekonomi kapitalistik liberal, tetapi pada saat
                                                   21
                yang  sama  lebih  bersifat  etatistik.   Dalam  konteks  sosial-ekonomi
                politik  semacam  itulah  gagasan  ekonomi  Pancasila  dari  Mubyarto
                muncul.

                    Menurut  Mubyarto,  pembangunan  nasional  mempunyai  tujuan
                akhir  mewujudkan  keadilan  sosial  bagi  seluruh  rakyat  Indonesia.
                Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan sila terakhir
                dari  Pancasila  sehingga,  menurut  Mubyarto,  semua  upaya
                pembangunan  harus  merupakan  upaya  pengamalan  Pancasila.
                Mengamalkan  Pancasila  sebagai  ideologi  bangsa  berarti  setiap  sila
                harus kita amalkan, yaitu: sila pertama dan kedua sebagai landasan
                moralnya,  sila  ketiga  dan  keempat  sebagai  cara  atau  metode
                                                                                   22
                kerjanya,  dan  sila  kelima  sebagai  tujuan  akhir  dari  pembangunan.
                Dengan  kata  lain,  “sistem  ekonomi  Pancasila  adalah  aturan  main
                tentang  hubungan-hubungan  ekonomi  yang  mengatur  hubungan
                koordinatif  antara  manusia  satu  sama  lain  dalam  kehidupan  (ber)
                masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya,
                baik  kebutuhan  hidup  materiil,  sosial,  maupun  moral.  Karena
                manusia  ingin  hidup  sejahtera  dan  bahagia,  maka  pemenuhan
                kebutuhan-kebutuhan  hidup  tersebut  diusahakan  seimbang  dan
                                                  23
                serasi-selaras di antara ketiganya.”
                    Pancasila  jika  diterapkan  dalam  pembangunan ekonomi  bangsa,
                oleh Mubyarto dijelaskan sebagai berikut:

                    1)  Ketuhanan  Yang  Maha  Esa,  bahwa  roda  perekonomian
                        digerakkan  oleh  rangsangan-rangsangan  ekonomi,  sosial  dan
                        moral;




                                                                                 289
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306