Page 56 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 56

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                         Kiprah  orang-orang  Tionghoa  yang  hidup  turun-temurun  di
                Hindia Belanda menjadi salah satu contoh gerakan kaum muda yang
                sukses memikat hati Abdul Rivai dan membuatnya semakin berhasrat
                untuk  memajukan  bangsa  bumiputera.  Ia  ingin  masyarakat  pribumi
                mencontoh pergerakan kaum muda seperti yang telah dilakukan oleh
                bangsa  Tionghoa  di  Indonesia  tersebut.  Perhimpunan  Tionghoa  di
                Indonesia  atau  Tiong  Hoa  Hwee  Koan  (THHK)  didirikan  di  Batavia
                pada  17  Maret  1900.  Abdul  Rivai  pun  menuliskan  pendapatnya
                terkait hal ini melalui salah satu edisi Bintang Hindia yang terbit pada
                tahun 1904.

                         “Bahwa pikiran dan pendapatan bangsa Cina di tanah Hindia
                         sekarang  telah  terbagi  dua:  Kaum  Kuno  dan  Kaum  Muda.
                         Dalam dua-tiga tahun ini kita melihat betapa kedua kaum itu
                         berikhtiar hendak mengembangkan pikiran dan pendapatan
                                    30
                         seseorang.”
                         Abdul  Rivai  menjadi  salah  seorang  pribumi  pertama  yang
                memberikan  dukungan  penuh  kepada  THHK  yang  meminta  kepada
                pemerintah  kolonial  Hindia  Belanda  agar  menyediakan  fasilitas
                pendidikan bagi mereka. Ketika pada tahun 1906 pemerintah kolonial
                menyambut kedatangan duta kenegaraan dari Tiongkok, Abdul Rivai
                dengan  mantap  menyatakan  bahwa  orang  Tionghoa  telah  beradab
                dan  ia  melontarkan  pertanyaan:  “Akankah  kaum  pribumi  dapat
                mencapai status serupa?”

                         Pergerakan  masif  yang  telah  dilakukan  THHK  inilah  yang
                membuat  Abdul  Rivai  mendesak  kepada  kaum  bumiputera  untuk
                membentuk  organisasi  yang  mampu  menyatukan  seluruh    kaum
                muda  atau  elemen  progresif  dari  kalangan  pribumi  di  tanah  air.  Ia
                mengusulkan  agar  organisasi  itu  kelak  diberi  nama  Perhimpoenan
                Kaoem  Moeda.  Cabang-cabangnya  harus  didirkan  di  berbagai  kota
                dan daerah di Hindia Belanda. Abdul Rivai bahkan memaparkan lebih
                rinci persoalan ini melalui tulisan bersambung yang dimuat di Bintang
                Hindia  pada  1906.  Ia  meyakini  bahwa  pergerakan  Tionghoa  di
                Indonesia melalui THHK itu dimotori oleh generasi muda.





                44
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61