Page 55 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 55

Singkat  cerita  ,  saat  saya  duduk  di  kelas  2,  saya  sudah  mulai
        berani untuk bergaya-gaya dan agak percaya diri, maklum sudah  menjadi
        kakak kelas dan tentunya punya adik kelas yang bisa di kecengi, di goda
        dan  di taksir. Hihihihi,  ini  sebuah  kebanggaan tersendiri  karena pada
        saat di kelas 1 saya khan cenderung di goda, di bully sama kakak kelas.
        Nah,  ini  kesempatan untuk balas  dendam  dan  mencari pelampiasan
        (hahahahahahaha,  bandel  ya).Tapi  karena  saya  perempuan  dan  tidak
        terlalu  sopan dan  biasa  kalau  perempuan mengoda laki-laki,  maka
        saya tidak terlalu memperlihatkan ulah bandel saya. Jadi saya putuskan
        untuk mencari mangsa tetapi dengan cara yang sopan dan elegan. Ups,
        emangnya bisa ya?  Bisa dong….
               Kelas 1 dan kelas 2 di pisahkan lapangan bola volley, jadi masih
        bisa ngintip-ngintip sedikit untuk melihat adik kelas hehehe.
        Saya  memang  tidak  ikut  di  pengurus  OSIS,  tetapi  teman  sekelasdan
        sebangku saya menjadi pengurus, sehingga saya masih bisa memantau
        adik-adik kelas lewat teman saya. Kebetulan Sari, teman saya meskipun
        perempuan juga gokil seperti saya, jadi cocok dengan misi saya untuk
        mencari  ‘penyegar  mata’.  Awal  masuk  sekolah,  siswa  kelas  1  harus
        mengikuti  penataran  P4  selama  seminggu.  Pada  saat  penataran  P4,
        pengurus OSIS  bertugas untuk membantu guru mengawasi siswa kelas
        1. Nah, itu kesempatan yang baik bagi Sari untuk menjajaki siswa cowok
        yang bisa  keren, lugu, untuk sekedar cuci mata. Paling tidak Sari harus
        mencari 2 orang cowok, karena 1 untuk saya.
               Dua  hari  penataran  P4,  saat  istirahat  pertama,  Sari  tergopoh-
        gopoh  menemui  saya,” Eh Ci, keren,  bener-bener  keren,  super keren
        dech…..” jempol Sari menguatkan  kalimatnya membuat saya berpaling
        dari buku 5 Sekawan yang saya baca.
               “Emang sudah dapat?” tanya saya antusias.
               “Pastinya dong. Siapa dulu? S-A-R-I  gitu loh,”
               “PeDe  amat  kamu.  Ini  baru  hari  kedua,  memang  kamu  sudah
        menyapu bersih semua anak cowok? Nyakin itu nominasinya?”
               Sari membelalakkan mata  gemas melihat saya tidak mempercayai




        Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com      55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60