Page 64 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 64

lagi dalam perjodohan yang diatur orangtua saya?
               Banyak yang merasa heran kenapa sampai sekarang Aisyah belum
        mendapatkan jodoh.  Padahal dia terlihat sempurna  sebagai seorang
        wanita. Tubuhnya  ramping dengan kulit putih bersih. Wajahnya cantik
        ditambah dengan sikap ramah dan murah senyum.  Dengan pekerjaan
        mapan dan penghasilan yang cukup tinggi bagi wanita mandiri seperti
        dirinya,  rasanya  mustahil  tidak  ada  yang  tertarik.  Selain  itu,  Aisyah
        juga perempuan  yang menjaga dirinya baik-baik.  Dengan  jilbab  yang
        selalu  menutupi  badannya,  pancaran perempuan sholihah  dan alim
        tidak lepas dari dirinya.  Beberapakali ada yang tertarik dengan Aisyah.
        Tetapi lebih sering tidak pernah berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi.
        Pria-pria yang mendekatinya selalu ingin melakukan pengenalan lebih
        jauh dengan berpacaran. Sementara  Aisyah menolak konsep pacaran.
        Baginya berpacaran  boleh dilakukan kalau sudah  menikah, sudah halal.
        Kalau mau serius baru Aisyah berminat mengenal lebih dekat. Aisyah
        tidak pernah putusasa, dia pernah mencoba untuk mencari jodohnya
        dengan  bantuan    media.    Lebih  dari  sepuluh  pria  yang  memutuskan
        untuk bertemu dengannya, tetapi lagi-lagi tidak ada yang cukup serius.
        Kalau  ada yang serius sudah beristri atau sikapnya tidak terlalu baik.
        Setelah itu, Aisyah kapok untuk berkenalan lewat media.  Kenalan dari
        teman-temannya yang mencoba menjadi mak coblang juga tidak terlalu
        berhasil.  Dua kali Aisyah juga gagal berumahtangga dengan jodoh yang
        dipilihkan orangtuanya. Yang satu ternyata kembali  kepada mantan
        istrinya  dan  satunya    lagi  ternyata  mengaku  tidak  akan  mempunyai
        keturunan karena divonis mandul.
               Tuit…tuit….tuit…..
               Aisyah  tergagap saat mendengar ponselnya berbunyi.
               “Assalamu’alaikum, ya , halo,” sapa Aisyah sambil mengeringkan
        butiran bening di pipinya.
               “Wa’alaikumsalam. Halo Ais, apa kabarmu?”
               “Alhamdulillah, baik. Maaf ini siapa?” tanya Aisyah ragu-ragu.
               “Hei, lupa suaraku? Aku  Santi,” jawab suara diseberang.




        64                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69