Page 68 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 68

pernah terbersit dipikirannya untuk  menyakiti perempuan lain apalagi
        mengambil suami orang. Aisyah bisa merasakan kesedihan dan sakitnya
        hati istri Harun jika suaminya menikah lagi. Dan apakah dia juga rela
        menjadi istri kedua? Batin Aisyah sedih. Berkali-kali Aisyah melakukan
        sholat isthikaroh, dan  berkali-kali  juga batinnya lebih  tenang. Apalagi
        setelah bertemu langsung dengan istri Harun. Perempuan lembut itu
        mengaku meminta suaminya untuk menikah lagi, dan Aisyah adalah
        perempuan yang tepat untuk  mendampingi Harun.  Inikah takdir saya?
        Batin Aisyah pasrah sambil berurai airmata.
        ***
               Aisyah tersenyum  lembut  saat suaminya mengelus perutnya
        yang membuncit. Ada rasa haru yang terus menyelimuti hatinya melihat
        sikap suaminya yang sangat  lembut dan penyayang. Ingin rasanya
        menghabiskan waktu  bersama Harun sambil  menunggu buah  cinta
        mereka menyapa dunia.  Tetapi dia tidak mau menjadi perempaun egois
        dan merampas kebahagiaan perempuan lain.
               “Abi, sudah  sore. Sebaiknya Abi  bergegas.  Kasihan  Kak Zahra.
        Umi insyaalloh akan menjaga ananda dengan baik,” kata Aisyah lembut
        sambil menepuk bahu suaminya.
               Harun memandang Aisyah dengan keharuan yang tidak bisa dia
        sembunyikan. Hatinya trenyuh melihat keiklasan Aisyah. Harun mencium
        perut dan kening Aisyah sebelum berpamitan.
               Aisyah memandang kepergian suaminya dengan seulas
        senyuman. Dia sudah cukup bahagia  bersanding dengan suami yang
        sholeh  dan sebentar  lagi mempunyai anak yang selalu  diidamkan
        diusianya yang memasuki empatpuluhtahun. Tak pantas rasanya kalau
        dia  hanya merasakan kebahagiaan  itu  sendiri.  Kak  Zahra juga berhak
        mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti saya, batinnya.
               Aisyah  membelai perutnya saat merasakan tendangan  kaki
        disebelah kanan perut. Si jabang bayi sepertinya setuju dengan uminya.
        Ya, Abi Harun tidak hanya milik umi-nya saja. ***
        ( Solo, 5 Agustus 2001)




        68                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73