Page 31 - modul dasar pembuatan roti
P. 31

3. Penanganan bahan
                             Menggunakan  air  yang  lunak  seperti  air  destilata  atau  air  hujan  cenderung
                               menyebabkan  adonan  lengket  dan  produk  kurang  mengembang.    Gunakan
                               mineral yeast food yang mengandung garam – garam mineral, dan jumlah garam
                               ditingkatkan tanpa menyebabkan rasa asin berlebihan.

                             Sebaliknya bila air yang digunakan terlalu banyak mengandung garam karbonat
                               (magnesium karbonat, kalsium karbonat) penggunaan garam dikurangi dan jika
                               menggunakan  ragi,  jumlah  ragi  perlu  ditingkatkan  karena  gluten  akan  menjadi
                               lebih keras.

                             Kondisi untuk ragi yang penting dalam pertumbuhannya adalah tersedianya air,
                               subtrat  (glukosa),  suhu  26-28  ˚C  dan  tersedianya  oksigen.  Suhu  ideal  absolut
                               fermentasi adalah 38 ˚C pada kelembaban relatif 80 %.

                             Ragi  yang  telah  lama  atau  telah  rusak  sebaiknya  tidak  digunakan  karena  akan
                               menghasilkan  enzim  proteolitik  yang  dapat  merusak  gluten  dari  tepung  dan
                               menurunkan kualitas roti.

                             Ragi  basah  maupun  ragi  kering  mempunyai  aktivitas  yang  baik  jika  disimpan
                               pada  suhu  sekitar  6  ˚C.  Suhu  dibawah  25  ˚C  menurunkan  aktivitasnya.  Pada
                               tingkat suhu di atas 40 ˚C ragi roti mati. Ragi tidak boleh berhubungan langsung
                               dengan garam, gula, lemak atau asam

                             Penimbangan  garam  harus  dilakukan  seteliti  mungkin  jangan  memakai  sendok
                               atau  alat-alat  sebagai  takaran.Selisih  pemakaian  garam  lebih  dari  1  %  sudah
                               menghambat  proses  fermentasi.  Pada  waktu  penimbangan  bahan-bahan  jangan
                               mencampur  garam  dengan  yeast  bersama-sama  karena  garam  merupakan  racun
                               bagi yeast.

                             Dalam  proses  mixing,  pencampuran  shortening  harus  benar-benar  merata.
                               Pencampuran yang tidak sempurna akan menyebabkan tekstur roti menjadi kasar
                               dan tidak seragam. Jumlah lemak yang ditambahkan pada adonan roti bervariasi
                               antara 2-6 %

                             Gula yang biasa digunakan dalam pembuatan produk bakeri adalah gula sukrosa
                               (gula putih dari tebu atau dari bit) berbentuk kristal maupun berbentuk tepung,

                             Untuk  menentukan  kesegaran  telur  dapat  dilakukan  dengan  memasukkan  telur
                               dalam  air.  Telur  yang  segar  tenggelam  di  dasar  dengan  posisi  mendatar,  telur
                               yang telah berumur lebih dari 20 hari akan tampak mengapung atau tenggelam
                               dengan  posisi  berdiri.  Telur  seharusnya  tidak  disimpan  bersama-sama  dengan
                               produk makanan atau bahan mentah lain, karena kontaminasi salmonela.

                             Penyimpanan susu  bubuk senantiasa dijaga agar tetap kering, hal  ini dilakukan
                               karena  susu  bubuk  bersifat  sangat  rentan  terhadap  kerusakan  dari  lingkungan
                               terutama air. Kadar air melebihi 8 % mudah terjadi kerusakan.







                        Modul Memproduksi                                                                   33
                        Roti
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36