Page 53 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 53
pelatihan tersebut sudah melakukan standarisasi kompetensi, proses pendidikan,
asesmen, sertifikasi komptensi?
Dinamika konteks dunia kerja baru yang berubah cepat dan dinamis karena
perkembangan IPTEKS sangat mempengaruhi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan standar skill pekerja. Tanpa ada kesesuaian atau relevansi yang
tinggi antara pelatihan dan pengembangan standar skill pekerja dengan konteks
baru dunia kerja, tujuan TVET tidak tercapai secara efektif dan cenderung sia-sia
sebagai pendidikan hanya demi pendidikan, pemborosan sumberdaya, dan
membuang-buang waktu tanpa hasil. Peran sains dan teknologi dalam memecahkan
masalah-masalah sosial ekonomi berkembang seiring sejalan dan saling memberi
penguatan (baca Bab 1). Sinergi antara globalisasi dengan teknologi informasi dan
komunikasi memunculkan ekonomi dengan karakteristik baru yaitu ekonomi bau
minyak astiri (economic volatility) yang mudah muncul tanpa disadari lekas menguap
(Boutin, Chinien, Moratis, Baalen: 2009).
Kondisi semacam ini selalu memberi dua hal penting secara bersama-sama
yaitu peluang dan tantangan. Peluang baik diperoleh karena selalu muncul hal-hal
baru dalam berbisnis, merangsang otak para pebisnis terus berinovasi dalam
menangkap dan menciptakan peluang-peluang usaha. Tantangannya ada pada
peningkatan kemampuan merespon dan membuat keputusan untuk memilih dan
tidak memilih bisnis yang ada. Keputusan yang tepat adalah memilih bisnis baru
yang sedang“semerbak harum” dalam kondisi mengalami penanjakan kemajuan.
Keputusan yang salah adalah memilih bisnis yang sudah segera menguap dan mati.
Pebisnis rental komputer, warnet, dan wartel pada awal tahun 90-an mendapat
keuntungan yang sangat tinggi. Senyampang dengan keluarnya produk laptop, HP,
dan internet murah ketiga bisnis ini menguap tidak ekonomis. Orang-orang yang
berinvestasi pada masa menjelang menguapnya ketiga bisnis ini mengalami
kerugian yang sangat besar. Anak-anak muda, kaum perempuan, dan pekerja usia
lanjut merupakan kelompok yang paling mendapat dampak. Bagaimana merancang
dan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan skill pada TVET untuk kaum
muda dan perempuan mengantisipasi kebutuhan baru persyaratan dunia kerja.
Pemilihan industri sun set sebagai rujukan pengembangan pendidikan dalam
sistem TVET sangat membahayakan efektivitas dan relevansi program TVET itu
sendiri. Polarisasi skill diantara pekerja berbasis otak atau pengetahuan dan pekerja
dengan pengetahuan rendah jelas sekali gapnya dalam penghasilan mereka.
Penghasilan peneliti, dokter, konsultan hukum, perancang software puluhan kali lipat
dibandingkan penjaga keamanan lingkungan. Skill dan pengetahuan menjadi modal
atau kapital utama tenaga kerja baru. Dalam industri berbasis pengetahuan, pekerja-
42