Page 54 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 54
pekerja dengan skill pengetahuan yang tinggi mendapat nilai tawar dan income yang
lebih tinggi. Lalu muncul teori Human Capital (HC) sebagai jawaban atas pengaruh
ekonomi baru dalam kompetisi global. Manusia adalah modal utama pembangunan.
Konsensus umum menyatakan bahwa “a well-educated workforce is a key element
to achieve competitiveness and prosperity” (Boutin, Chinien, Moratis, and Baalen:
2009).
Tenaga kerja terlatih baik merupakan elemen kunci dalam persaingan dan
kesejahteraan. Kemudian Peter Drucker seorang Guru manajemen menulis “the
most valuable assets of a 20th century company was its production equipment. The
most valuable asset of a 21st century institution, whether business or non-business,
will be its knowledge workers and their productivity” (Boutin, Chinien, Moratis, and
Baalen: 2009). Pada abad XX peralatanproduksi merupakan aset berharga
sedangkan pada abad XXI aset yang paling berharga adalah pekerja-pekerja
berbasis pengetahuan. Perkembangan global telah membawa perubahan yang
berdampak pada kesenjangan prestasi pendidikan antarwilayah. Kesenjangan
diakibatkan oleh perbedaan bentuk-bentuk pengajaran dan penilaian versus apa
sesungguhnya yang diperlukan anak didik untuk berhasil sebagai pelajar, pekerja,
dan masyarakat dalam global knowledge economy saat ini.
Perubahan tersebut sangat kuat pengaruhnya sehingga diperlukan
pemahaman dan rethink apa sesungguhnya yang dibutuhkan anak-anak muda kita
di Abad XXI dan bagaimana mereka berfikir terbaik bahwa masa depan mereka
tetap tidak menentu tanpa kepastian. Ketidakpastian adalah demand driven dunia
kerja Abad XXI. Wagner (2008:14) menyatakan bahwa sudah saatnya menentukan
perubahan kebutuhan pendidikan masa depan dengan “back-to-basics” melalui
penguatan pada daya adaptabilitas dari “Old World” of classrooms in the “New
World” of work. Untuk memasuki “New world of work pada Abad XXI diperlukan
tujuh survival skill yaitu: (1) critical thinking and problem solving; (2) collaboration
across networks and leading by influence; (3) agility and adaptability; (4) initiative
and entrepreneuralism; (5) effective oral and written communication; (6) accessing
and analyzing information; dan (7) curiosity and imagination. Kemampuan bertanya
yang baik disebut sebagai komponen dasar dari berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah (critical thinking and problem solving).
Dalam dunia baru knowledgebased economy pekerjaan dinyatakan dengan
tugas-tugas atau masalah atau tujuan akhir yang harus diselesaikan. Dengan
demikian critical thinking and problem solving merupakan kompetensi sangat
penting dalam sebuah masyarakat industri. Pertanyaan yang baik adalah output dari
critical thinking untuk problem solving. Konsep kerja tim saat ini sangat berbeda
43