Page 60 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 60
pelatihan di dalam sekolah, pelatihan di luar sekolah seperti praktik pengalaman
industri. Penguasaan konsep-konsep pendidikan vokasional sebagai pendidikan
untuk dunia kerja dan pendalaman pedagogi dan andragogi pendidikan vokasional
merupakan suatu keharusan.
Atmorfir kerja dan pendidikan pelatihan vokasional terus dikembangkan dan
dibudayakan melalui pengembangan lingkungan organisasi yang sehat, segar, dan
berbudaya kejuruan/vokasional. Persoalan transisi dari sekolah ke dunia kerja
kemudian menjadi persoalan dan banyak dibahas dalam buku-buku TVET. Gambar
2 menunjukkan ada 16 komponen yang perlu direvitalisasi dalam skope efektivitas
internal TVET. Berdasarkan model Gambar 2 revitalisasi efektivitas internal
pembelajaran vokasional Abad XXI menyatakan bahwa:
a. Kompetensi lulusan pendidikan vokasional adalah produk dari kualitas dan
kuantitas pengalaman belajar peserta didik. Semakin banyak dan semakin
berkualitas pengalaman belajar yang dialami peserta didik akan semakin
baik kompetensi lulusannya. Pembelajaran vokasional yang baik adalah
pembelajaran yang memberi pengalaman langsung dan nyata bagi peserta
didik. Tugas guru dalam pembelajaran vokasional adalah menyediakan
ruang-ruang kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih dan
mengembangkan skill secara nyata.
b. Pengalaman belajar peserta didik dipengaruhi oleh performace guru di
kelas/bengkel/lab/lapangan, karakteristik kurikulum, ketersediaan teknologi
informasi (internet), ketersediaan sumber-sumber belajar buku-modul digital,
multimedia, jaringan belajar yang luas, ketersediaan sarana dan prasarana
praktikum dan pengembangan diri, dan kultur sekolah yang aktif, inovatif dan
menumbuhkan kreativitas peserta didik.
c. Performa guru merupakan faktor internal pokok di sekolah yang terus
menerus dijaga dan direvitalisasi. Agar performa guru terjaga kuantitas dan
kualitasnya maka kecukupan beban guru penting dijaga. Beban guru yang
berlebihan dan banyaknya tugas tambahan mengakibatkan performa guru
dalam penyelenggaraan pembelajaran akan terganggu. Performa guru
dipengaruhi oleh kompetensi diri yang dimilikinya, karakteristik kurikulum,
kondisi sarana prasarana sekolah, ketersediaan teknologi informasi, sumber
belajar yang memadai, kultur sekolah, dan lingkungan organisasi sekolah
yang kondusif. Peran kepala sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah,
MGMP sangat penting dalam proses revitalisasi efektivitas internal
pembelajaran vokasional Abad XXI. Melalui jaringan MGMP, pendampingan
49