Page 63 - Pengembangan Teaching Factory di SMK Pertanian - M. Reski Sujono
P. 63

terutama  dalam  kehidupan  moral,  intelektual  dan  sosio  kultual.  Oleh
                  karena  itu  perlu  ada  usaha  untuk  mengamankan  ketidakberesan
                  tersebut,  yaitu  dengan  jalan  menggunakan  kembali  nilai-nilai  atau
                  prinsip-prinsip  umum  yang  telah  menjadi  pandangan  hidup  yang
                  kukuh,  kuat  dan  teruji.  Sehingga  perenialisme  dianggap  sebagai
                  penentang  pandangan  progresivisme  yang  menekankan  perubahan
                  dan sesuatu yang baru.
                  5.  Jeans Paul Sartre (1905 – 1980) – aliran Eksistensialisme
                        Sartre  lebih  memusatkan  pikiran  terhadap  konsekuensi  moral
                  dari pemikiran existensialisme dan menekankan implikasi penting dari
                  subyektifitas  manusia.  Manusia  sebagai  individu  memerlukan
                  kebebasan  dan  tanggungjawab.  Sebagai  manusia  setiap  individu
                  mempertanggung  jawabkan  perbuatan  masing-masing  karena
                  keberadaan  masing-masing  sebagai  manusia.  Sartre  berpendapat
                  eksistensi  mendahului  esensi,  manusia  adalah  mahkluk  eksistensi,
                  memahami  dirinya  dan  bergumul  di  dalam  dunia.  Jean-paul  Sartre
                  kemudian menyimpulkan bahwa manusia tidak memiliki suatu apapun,
                  namun dia dapat membuat sesuatu bagi dirinya sendiri.
                         Aliran eksistensialisme merupakan himpunan aneka pemikiran
                  yang  memiliki  inti  sama,  yaitu  keyakinan,  bahwa  filsafat  harus
                  berpangkal  pada  adanya  (eksistensi)  manusia  konkrit,  dan  bukan
                  pada hakekat (esensi) manusia pada umumnya. Manusia itu bukanlah
                  “etre” melainkan “a etre”. Artinya manusia itu tidak hanya ada tapi dia
                  selamanya  harus  membangun  adanya,  adanya  harus  dibentuk
                  dengan  tidak  henti-hentinya.  Satre  berkeyakinan  bahwa  inti  setiap
                  relasi  antarmanusia  adalah  konflik,  saling  menegasikan  terus-
                  menerus,  karena  seorang  manusia  menjadi  subjek  sekaligus  juga
                  objek bagi yang lain.
                   B.  Analisis Kritis, Komparasi dan Sintesis ke   Pengembangan
                      Pendidikan Vokasi
                        Berdasarkan  beberapa  pandangan  filsuf-filsuf  dari  berbagai
                  aliran  tersebut  tentang  pendidikan,  maka  dibuatlah  sintesa  dalam
                  pengembangan pendidikan vokasi, yaitu:
                  1.  William  James,  menyoroti  tentang  pendidikan  yang  harus
                      mempunyai  konsep  realitas  yang  merupakan  interaksi  antara
                      individu  dengan  lingkungan  atau  pengalamannya.  Konsep  ini

                                                                                     55
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68