Page 85 - Filsafat Pendidikan Vokasi dan Kejuruan - Amran Amiruddin
P. 85

mengembangkan  semua  potensi  karir  dan  masa
                  depan  setiap  individu;  (5)  matching  man  and  jobs
                  dengan  kerugian-kerugian  minimum,  pendapatan
                  tinggi dan produktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak
                  boleh  memihak  hanya  pada  sekelompok  atau
                  sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis
                  lapangan  pekerjaan  tersedia,  tersebar  merata,
                  seimbang,  dan  layak  untuk  kehidupan  seluruh
                  masyarakat.  Pendidikan  kejuruan  dan  vokasional
                  menjadi  tidak  efisien  jika  lapangan  pekerjaan  tidak
                  tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya

                  4.2 Cakupan Bidang TVET

                         Pendidikan di SMK, politeknik, dan pendidikan
                  keguruan  teknik  masih  dikategorikan  sebagai
                  Pendidikan  Vokasional  dengan  status  menengah.
                  Sejauh ini masyarakat vokasional masih banyak salah
                  memahami  dimana  pendidikan  kejuruan/vokasional
                  baru     dipahami     sebagai    pendidikan     yang
                  diselenggarakan  di  SMK  dan  Politeknik.  Bahkan
                  pendidikan  di  Politeknik  masih  disebut  sebagai
                  pendidikan  vokasi.  Kesalahan  dalam  memahami
                  konsep  pendidikan  vokasional  pada  level  pengambil
                  kebijakan  sangat  merugikan.  Mengapa  demikian?
                  Pendidikan vokasional dipandang sebagai pendidikan
                  kelas dua sebagai dampak struktural. Mengembalikan
                  hakekat  Pendidikan  Vokasional  sebagai  pendidikan
                  untuk   dunia    kerja   bagi   seluruh   masyarakat
                  merupakan  hal  penting.  Perspektif  ini  tentu  belum
                  sesuai  dengan  hakikat  dari  Pendidikan  Vokasional
                  sebagai pendidikan untuk okupasi.
                                                                     78
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90