Page 101 - Modul problem posing berorientasi stem
P. 101

Jawab

                       = ℝ  dan   (−  ) = 2(−  ) − (−  ) = 2   −    =   (  ) yang menyatakan fungsi





                    simetri  pada  sumbu  y  .  Titik  potong  pada  sumbu  x  diperoleh  dengan
                    mengambil y=  (  ) = 0.  2   −    = 0  →    (2 −    ) = 0 →    = 0,    = −√2,    = √2




                    dan diperoleh titik-titik A(0,0), B(−√2, 0) dan C(√2, 0).



                    Dari uji kemonotonan    (  ) = 4   − 4   = 0  → 4  (1 −    ) = 0 maka    = −1,    =
                    0,    = 1,   maka  ditentukan  interval  kemonotonan  berdasarkan  diagram

                    berikut;(ambil titik uji untuk nilai Turunan pertama pada    = −2,    = − ,    =

                      ,    = 2, selanjutnya hitung    (  ) = 4  (1 −    ) pada titik uji),




                                  + + + + +    0    - - - - -   0    + + + + +    0   - - - - -
                                             -1              0             1



                    Dari diagram tersebut diperoleh titik ekstrim lokal, yaitu;
                       = −1  →    =   (−1) = 2(−1) − (−1) = 1, dan diberi nama titik   D (  1,1 )


                                                                                                
                       = 0  →    =   (0) = 2(0) − (0) = 0,  titik A ( 0,0 )


                       = 1  →    =   (1) = 2(1) − (1) = 1, titik E ( 1, 1 )


                    Titik D dan E  adalah titik maksimum lokal dan titik A  adalah titik minimum
                    lokal sekaligus titik potong di sumbu x.
                    Dari uji Kecekungan pada contoh 3.2 sudah diperoleh interval kecekungan

                                               √              √
                    dengan  titik-titik     = −    dan       =      sebagai  titik  belok.  Selanjutnya

                    menemukan koordinat titik-titik tersebut, yaitu

                          √              √          √        √                               √
                       = −   →    =     −    = 2  −     −  −     =   ,diberi  nama        −    ,      dan


                        √            √       √       √                √
                       =   →    =        = 2     −     =  dan           ,  . Selanjutnya semua titik-

                    titik  A  hingga  G  digambarkan  pada  sistim  korrdinat  Kartesius  dan
                    dihubungkan dengan memperhatikan daerah(interval) dimana fungsi naik

                    atau  Turun  dan  daerah  (Interval)  dimana  fungsi  Cekung  kebawah  dan

                    cekung keatas, sehingga diperoleh gambar 6.9.






                                                                                                   92
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106