Page 65 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 65
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
dengan kemampuan mereka dalam pelayaran. Mereka juga menjadi bagian dari
kisah pembentukan Kerajaan Gowa. Kronik Gowa mengisahkan bahwa penguasa
pertama Kerajaan Gowa yang disebut puteri Tumanurung atau ‘yang turun dari
langit’ dan tidak diketahui asal-usulnya tersebut kawin dengan dengan seorang
lelaki yang berasal dari selatan yang bergelar Karaeng Bayo yang merupakan
pemimpin atau ketua dari orang-orang Bajau (Reid 2004: 138).
Dalam kisah penyebaran Islam di Sulawesi Selatan, penguasa Kedatuan
Luwu XV yang bernama La Patiware Daeng Parabung menjadi raja pertama yang
memeluk agama Islam setelah perjumpaan dan dialog yang panjang dengan
tiga mubalig asal Minangkabau. Setelah Datu Luwu memeluk Islam, penguasa
Kerajaan Gowa dan Tallo menyusul mengikutinya. Ketiga kerajaan besar itu saling
membantu dan mendukung dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan
sepanjang satu dekade pada awal abad ke-17. Satu hal yang menarik diperhatikan
adalah hubungan kekerabatan antara penguasa Luwu dan Gowa yang terjalin
karena permaisuri Datu Luwu La Patiware Daeng Parabung adalah saudara raja
Gowa XIV I Mangngarangi Daeng Manrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin
(15931639). Isteri Datu Luwu tersebut bernama Karaeng ri Balla Bugisika yang
menjadi salah satu aspek yang menguatkan hubungan antara Kedatuan Luwu
dan Kerajaan Gowa (Mattata 1967: 56).
3.2 Ikatan Kekerabatan antara Luwu dan Gowa
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memahami
penyebaran Islam di Sulawesi Selatan adalah hubungan antara Kedatuan Luwu
dengan Kerajaan Gowa pada awal abad ke-17. Kebesaran dan kekuatan Kerajaan
Gowa bersama kerajaan kembarnya, Kerajaan Tallo, berhasil menaklukkan
sejumlah wilayah kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan sepanjang abad ke-16
dan abad ke-17. Dapat dikatakan bahwa tidak terjadi perselisihan yang berarti
antara Kerajaan Gowa dan Luwu pada masa tersebut. Namun, kemungkinan
penaklukan Luwu oleh Gowa juga tidak dapat dimungkiri sehingga sejumlah
bangsawan Luwu mengatur rencana agar kerajaan mereka tidak menjadi
taklukan Gowa tetapi menjadi mitra dari kerajaan besar tersebut. Salah satu
caranya adalah dengan menjalin hubungan kekerabatan melalui perkawinan
49