Page 72 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 72
----·-···---------------------
kan segak perkara dan biaya perkawinan antara anak gadis
tu.ngg~ya dt.-...<Z:an seorang lelaki yang berasal dari dusun
b ak
lam. B1asanya lelal\:. vang men1adi mena tu sang ap
.
k
n
.
'.J
b
ters~ ut JUga a an tmgga1 ,_"'llunggui rumah tua itu sampai
akhrr hayat. Ada pula yang meltt-,..,ak · tilah,, nan ap
gk
·• an is
burung terbang."
3) Sistem semendo rajo-rajo
Dalam sistem perkawinan ini antara kedua belah pihak
yakni antara pihak isteri dan keluarganya dengan pihak
suami dan keluarganya berada dalam keadaan seimbang
tanpa ikatan apa pun. Sang lelaki bebas membawa isteri-
nya dalam arti ia dapat tinggal di rumah ayahnya dan
boleh pula menunggu rumah mertuanya, sepanjang ke-
adaan rumah tersebut masih memungkinkan. Sistem per-
kawinan semendo rajo-rajo ini hidup dan berkembang
hingga sekarang.
Selain itu disebut-sebut pula sistem perkawinan cara malin-
malin, artinya upacara perkawinan menurut sistem dan
tuntunan agama Islam.
4. Organisasi sosial, pendidikan dan keagamaan
Untuk menyalurkan kesamaan hasrat, aspirasi, ide, ke-
yakinan dan kepercayaan dalam masyarakat tumbuh dan ber-
kembang berbagai organisasi di antaranya organisasi sosial,
pendidikan dan keagamaan.
Yang termasuk organisasi atau perkumpulan sosial di
antaranya: perkumpulan pengajian, kongsi serekai rumah
(persatuan usaha bersama pembelian pengadaan dan peninjau-
an perlengkapan rumah seperti piring, mangkuk, tikar, dan lain-
lain untuk keperluan anggota). Penolong Kesejahteraan Umat
(PKU), Panitia Zakat Fitrah dan hari-hari besar Islam, Badan
Penyantun anak yatim dan lain-lain. Pada hakekatnya ke-
giatan sosial merupakan suatu kegiatan tradisional secara
turun temurun yang dibina oleh sesepuh daerah atau orang
63