Page 21 - DASAR-DASAR KEFARMASIAN FIX-converted
P. 21

e.  Absorpsi obat pada pemakaian melalui rektum

                   Absorpsi obat pada rectum terjadi pada 2/3 bagian bawah rectum. Obat yang
              diabsorbsi tidak mencapai hati karena langsung masuk ke vena cava inferior. Proses
              absorpsi umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pemberian oral.


              f.   Absorpsi obat melalui hidung

                   Mukosa hidung yang memiliki sifat absorpsi yang baik seperti mukosa mulut,
              cocok untuk pemakaian obat menurunkan pembengkakan mukosa secara topikal
              pada rhinitis.

              g.  Absorbsi obat pemakaian pada mata

                   Jika obat harus diabsorbsi untuk masuk kedalam bagian mata, maka obat
              mempunyai sifat lipofilik dan hidrofilik secara bersamaan akan mengalami absorpsi
              yang lebih baik, karena epitel kornea bersifat lipofilik sedangkan bagian stroma
              bersifat hidrofilik. Zat-zat yang memiliki sifat-siafat lipofilik dan hidrofilik secara
              bersamaan adalah asam lemah dan basa lemah.


              h.  Absorpsi obat melalui paru-paru

                   Obat yang cocok untuk pemakaian melalui paru-paru adalah yang berbentuk
              gas. Walaupun paru-paru dengan luas permukaan alveolar yang besar (70-100 )
                                                                                       m2
              mampu juga mengabsorpsi cairan dan zat padat. Aerosol berfungsi terutama untuk
              terapi lokal dalam daerah saluran pernafasan misalnya pada pengobatan asma
              bronchial

              i.   Absorpsi obat pemakaian pada kulit

                   Kemampuan absorpsi obat melalui kulit mungkin lebih rendah dibandingkan
              melalui mukosa. Zat yang larut dalam lemak pada umumnya diabsorpsi lebih baik
              dibandingkan zat hidrofilik. Sejumlah faktor dapat meningkatkan proses absorpsi
              melalui kulit seperti peningkatan suhu kulit, pemakaian zat pelarut dimetilsulfoksid
              dan kondisi kulit yang meradang.


              j.   Distribusi

                   Setelah  proses  absorbsi,  obat  masuk  ke  dalam  pembuluh  darah  untuk
              selanjutnya ditransportasikan bersama aliran darah dalam sistim sirkulasi menuju
              tempat kerjanya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya
              di dalam tubuh.
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26